93

147 18 2
                                    

Saat menjelang sore di camp militer perbatasan. Kim Seokjin baru saja selesai membersihkan dirinya. Dia diajak berpatroli di wilayah yang benar benar rawan dengan aksi penembakan dan pembunuhan tentara Korsel oleh Korut.

Banyak ranjau juga yang terselip dibawah tanah tempat Seokjin berpatroli, namun untunglah tak ada yang meledak satupun tak ada. Hingga pleton mereka yang hanya berjumlah 4 prajurit bisa pulang ke camp dengan selamat.

Tubuh Seokjin tetap kekar, tetapi keadaan mentalnya yang tidak bagus semenjak ada disini. Bawaannya Seokjin selalu ingin marah-marah. Dan yang menjengkelkan lagi, Kim Haneul bukanlah orang baik yang tulus pada Seokjin.

Sekarang jabatan yang Seokjin miliki setara dengan prajurit biasa. Kasta terendah di dunia militer. Sementara Haneul adalah atasannya. Dan hal itulah yang membuat Seokjin tidak bisa lagi menghubungi Jisoo atau Jungkook karena kunci ruang kontroling komunikasi dibawa oleh Haneul terus.

Sedikit memijit pelipisnya, Seokjin kemudian mengambil baju kaus lusuh, dirinya diberikan seragam tak layak pakai oleh Haneul. Yang benar benar menandakan jika Seokjin adalah kacung kasta rendah di camp itu. Bukan lagi kapten yang di elu-elukan saat menjabat di kantor Kepolisian Seoul.

Berdiri didepan cermin. Sekilas wajahnya yang memang memiliki guratan yang mirip dengan Jisoo, membuat Seokjin rindu juga pada kekasihnya. Sudah lama rasanya Seokjin tidak mendengar kabar Jisoo.

Apa yang Jisoo lakukan di Seoul tanpanya?

Apakah Jisoo masih menunggunya??

Atau Jisoo berpaling dan meninggalkannya?

Hal itu masih jadi teka teki. Karena mis komunikasi jangka panjang.

Seokjin yakin, jika Jisoo masih sabar. Tetapi, jika lebih dari durasi ini Kim Seokjin tidak menyusulnya, bisa jadi, Seokjin akan kehilangan wanitanya lagi.

"Sial!"

Gumamnya saat sudah menarik pakaiannya untuk menutupi bagian perut ketika sudah di kenakan di tubuhnya.

Sekarang pun jika Seokjin ingin makan, dia akan dapat makanan sisa. Benar benar sisa dari teman-temannya.

Tidak layak disebut makan lagi!

.
.
.
.
.

Seoul adalah kota sibuk yang cantik dan di detik ini Waktu menunjukan pukul 5 sore di areal setempat.

Nampaklah jika Kim Jisoo diantar oleh sopir milik Yoongi dengan kendaraan milik Yoongi juga. Alasannya agar Jisoo tidak ribet naik taksi setelah tidak berkenan menginap dirumah Yoongi setelah memberikan kejutan welcome home kepada Jennie yang baru pulih dari tragedi kegugurannya.

Dan belum selesai masalah disitu. Melainkan hari ini sepertinya Jisoo akan di keroyok masalah baru lagi. Dirinya yang down karena kehilangan hampir segalanya. Tapi dia juga hampir melupakan beberapa orang yang lebih mengkhawatirkan Kim Seokjin yang tidak ada kabarnya lagi semenjak 10 hari terakhir.

"Kim Jisoo?"

Suara dari wanita yang tentu Jisoo ketahui sebagai mother nya Kim Brother, a.k.a Seokjin, Taehyung dan Jungkook. Wanita yang memilih 3 orang putra, justru masih awet di usianya yang tidak lagi muda.

Disisi lain, mata Kim Yoona tak lepas dari melihat kedatangan Jisoo sore ini ke rumah pribadi milik Anak Sulungnya.

Iya, si Nyonya Kim sudah kenal sosok gadis cantik itu, si gadis yang akan jadi calon menantunya. Dan Yoona tidak ada ekspetasi akan bisa bertemu dengan Jisoo di depan rumah milik Kim Seokjin sore ini.

Tapi karena memang mereka kebetulan sudah bertemu, hal itu akan jadi semakin baik, lantaran orang yang datang makin ramai menggerebek Kim Seokjin.

"Ibu Yoona..."

Little Title For Us #Wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang