Ishar Tidak Peka

656 115 7
                                    

Sudah satu minggu semenjak Abimanyu memeluk Ishar, Ishar kembali bersikap dingin seperti biasanya.

Berbeda jauh dengan Abimanyu yang uring-uringan karena mengingat dirinya yang memeluk Ishar.

Abimanyu meruntuki dirinya sendiri karena melakukan hal yang di luar dari sifatnya. Abimanyu pun juga bingung kenapa dirinya bisa memeluk Ishar seperti itu.

"Kemaren gue itu kenapa?! Kenapa gue bisa meluk itu cewek sih?!" Abimanyu meremas rambunya kasar.

Semenjak bel istirahat, Abimanyu sudah berada di rooftop. Abimanyu berusaha menghindari Ishar karena baginya akan terasa aneh jika bertemu dengan Ishar.

Tidak lama kemudiam handphone Abimanyu bergetar, ketika Abimanyu membuka handphonenya ternyata ada pesan masuk dari Sultan.

Sultan Goa

Abi, lo di cariin sama Ishar. Tadi udah gue bilang sama dia, kalau lo ada di rooftop.

Seketika mata Abimanyu membulat ketika membaca pesan Sultan. Detik kemudian Abimanyu segera turun dari rooftop dan pergi agar Ishar tidak menemukannya.

"Abi!" Teriak Ishar saat melihat Abimanyu turun dari tangga rooftop.

Abimanyu membulatkan matanya ketika Ishar sudah berjalan menghampiri dirinya. Abimanyu bingung harus bersikap seperti apa pada Ishar.

"Lo dari mana aja sih?! Gue cape nyariin lo. Kata pak Budi hari ini kita belajar berdua karena kata pak budi buku olimpiade yang baru sama lo." Ucap Ishar.

"Kita belajar esok aja, gue lagi malas belajar." Abimanyu hendak pergi tapi Ishar menahan tangannya.

"Lo kenapa sih?! Gue nggak mau tau kita belajar hari ini, meskipun harus ke rumah lo!" Ishar menatap Abimanyu dengan kesal.

Ishar ingin belajar secepatnya agar tidak kalah dari Abimanyu. Sedangkan Abimanyu menggeram kesal karena Ishar yang memaksa dirinya untuk belajar bersama.

"Dengar gue baik-baik, GUE NGGAK MAU BELAJAR SAMA LO!" Ucap Abimanyu dengan penuh penekanan.

Setelah itu Abimanyu beranjak pergi meninggalkan Ishar yang wajahnya sudah merah padam karena kesal dengan ucapan Abimanyu.

"ABI LO COWOK PALING NYEBELIN!!!" teriak Ishar sambil melempar tisu ke arah Abimanyu.

Sedangkan Abimanyu tidak memperdulikan teriakan Ishar dan tetap berjalan menjauh, tapi tanpa Ishar sadari Abimanyu tersenyum saat mendengar Ishar yang berteriak kesal padanya.

"Dasar anak ayam." Gumam Abimanyu sambil tersenyum manis yang tidak pernah orang liat sebelumnya.

Ishar yang masih kesal pun menghampiri Lian yang sedang baca buku di pinggiran lapangan basket.

Lian melihat wajah Ishar cemberut seketika bisa menebak bahwa sekarang Ishar sedang kesal.

"Lian..." Ishar langsung memeluk Lian dan meletakkan kepalanya di pundak lian.

"Kenapa lagi? Habis adu mulut sama Abi lagi ya?" Tebak Lian sambil mencubit pipi kembarannya itu.

"Abi itu bikin gue darah tinggi aja tau nggak! Kalau aja gue nggak satu tim sama dia olimpiade, gue nggak bakalan maksa dia belajar bareng." Ishar yang kesal pun menyobek-nyobek tisu yang ada di tangannya.

"Kan lo bisa belajar sendiri Is."

"Nggak bisa karena buku olimpiadenya sama Abi. Jadi hari ini gue harus ikut dia pulang gimana pun caranya!" Lian hanya menggelengkan kepalanya mendengar ocehan kembarannya itu.

Sifat Lian dan Ishar sangatlah berbeda, Lian sangat dewasa dan penyanyang sedangkan Ishar memiliki sifat manja, polos dan keras kepala.

Lian sangat senang bisa melihat Ishar kembali seperti biasanya, semenjak insiden Ishar yang berkelahi dengan Qina membuat Lian takut.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang