Ketahuan

199 33 7
                                    

Malam ini Abimanyu mengosongkan semua jadwalnya hanya untuk menjaga Ishar. Setelah yang lain sudah pulang bersamaan kedua orang tua Ishar, Abimanyu menjaga Ishar dengan baik.

Abimanyu duduk disamping Ishar dengan memegang tangan Ishar. Abimanyu mencium tangan Ishar dengan wajah yang tertunduk.

Tapi sesaat kemudian mata Ishar terbuka perlahan. Mata Ishar menyipit saat melihat bayangan seseorang yang ada disampingnya.

Ishar perlahan mengenal sosok bayangan yang ada disampingnya itu adalah Abimanyu. Kemudian tangan kanan Ishar terangkat dan perlahan menyentuh kepala Abimanyu yang sekarang tertunduk.

"Ishar?! Lo udah sadar?!" Abimanyu terkejut melihat Ishar yang sudah sadar.

Ishar yang melihat hal itu pun tersenyum kecil sambil menganggukan kepalanya. Abimanyu menghela nafas lega berkali-kali saat melihat Ishar tersenyum.

"Syukurlah, gue khawatir sama lo Is." Abimanyu menatap lembut Ishar dengan tangan yang mengusap pipi Ishar lembut.

"Gue baik-baik aja Abi."

"Lo nggak baik-baik aja, tapi lo sakit. Lo udah berapa hari nggak makan, lo sampai kehilangan tenaga kaya gini."

"Maafin gue."

"Gue udah bilang berulang kali sama lo, jangan sampai lupa makan."

"Iya gue tau, gue cuman khawatir sama lo Abi. Maafin gue." Ucap Ishar pelan.

Abimanyu tertegun, kemudian Abimanyu menatap Ishar dengan seksama. Wajah pucat Ishar yang karena sakit membuat diri Abimanyu sangat marah.

Abimanyu tidak mengira bahwa setelah pertemuan dirinya dengan Ishar terakhir pada saat dikantor, akan membuat Ishar menjadi tertekan.

"Maaf, ini semua salah gue. Gue udah buat lo menderita lagi." Ucap Abimanyu.

"Ini bukan salah lo Abi. Gue hanya khawatir, tapi apa gue boleh tanya sesuatu sama lo?" Tanya Ishar hati-hati.

"Apapun pertanyaan lo, gue akan jawab jujur."

"Kenapa lo melakukan hal itu Abimanyu? Kenapa lo keluar dari DEVIL? Apa sebenarnya rencana lo?"

"Gue hanya ingin balas dendam. Gue ngebalas semua yang sudah ngerenggut kebahagian gue. Karena itu, gue nggak akan ngelibatin lo ataupun DEVIL. Apa itu sudah menjawab semua pertanyaan lo?" Abimanyu mengusap kepala Ishar lembut.

Ishar terdiam dan melihat kedua mata Abimanyu dengan lurus. Tapi Ishar tidak menemukan kebohongan dari soror mata itu.

Ishar pun berusaha bangun dari posisi tidurnya, dan Abimanyu yang melihatnya langsung membantu. Abimanyu merapikan rambut Ishar yang sedikit berantakan, beberapa rambut yang terjuntai Abimanyu selipkan kebelakang telinga Ishar.

Ishar menatap Abimanyu sejenak, dan kemudian Ishar memeluk Abimanyu. Hal itu membuat Abimanyu terkejut, Ishar memeluk sembari mengelus bagian belakang kepala Abimanyu.

"Ishar..."

"Pasti selama ini lo udah menahannya. Maaf, gue nggak tau apa yang lo rasain Abi." Ucap Ishar.

"Apa maksud lo Ishar? Gue baik-baik aja." Abimanyu tetap tersenyum dan membalas pelukan Ishar.

"Kenapa lo berbohong sama gue? Apa gue hanya orang asing buat lo? Lo bisa cerita semuanya sama gue Abi." Seketika wajah Abimanyu membeku dan matanya pun berkaca-kaca.

Kemudian Abimanyu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ishar dan seketika tangisan Ishar pun pecah. Ishar semakin mengeratkan pelukannya pada Abimanyu.

"Hikss...Abi..maaf..gue nggak tau apa aja yang lo laluin selama ini...hiks...maaf Abi..." isak tangis Ishar.

"Gue udah kehilangan segalanya Is. Bunda, Nada, sahabat gue, bahkan sekarang bokap gue lagi sakit. Maka dari itu gue nggak akan ngelepasin lo lagi." Ucap Abimanyu lirih.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang