Kedamaian

165 18 0
                                    

3 Bulan Berlalu...

"Sayang,  kamu dimana?!" Panggil Abimanyu yang baru saja datang setelah pulang dari rumah sakit karena bertugas di jadwal malam.

"Aku disini!" Teriak Ishar dari arah dapur.

Abimanyu segera berjalan menuju dapur untuk menemui istri kesayangannya itu. Abimanyu seketika melihat Ishar yang sekarang sedang menyeduhkan teh dari kursi roda.

"Akhirnya kamu pulang juga, kamu udah dua hari nggak pulang. Apa semuanya baik-baik aja?" Tanya Ishar dengan wajah yang sumriah.

"Semua baik-baik aja. Maafkan aku karena sudah meninggalkanmu begitu lama, aku tidak tau bahwa akan banyak jadwal operasi." Abimanyu membantu Ishar untuk membawakan nampan yang berisi dua gelas teh.

Tapi Ishar menahannya dan memangkunya. Abimanyu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mulai mendorong kursi roda Ishar menuju ruang tamu apartemennya.

Setelah sampai di ruang tamu, Abimanyu membantu Ishar untuk duduk di sofa. Tubuh Ishar semakin sulit untuk berjalan, dan bahkan sekarang berat badan Ishar mulai menurun drastis.

"Kamu pasti lelah, apa kamu tidak ingin beristirahat dulu?" Tanya Ishar saat Abimanyu merebahkan kepalanya di pangkuan Ishar.

"Lelahku akan hilang kalau kamu mengelus kepala ku sekarang." Pinta Abimanyu dengan meletakkan tangan Ishar ke kepalanya.

"Sejak kapan kamu jadi manja kaya gini Abi?"

"Sejak punya istri yang cantik."

"Kamu selalu aja gombal. Abi, apa hari ini kita bisa ke rumah mamih papih? Kita sudah satu bulan tidak ke rumah mamih, aku sangat merindukan mereka meski mereka selalu berkunjung kesini tapi aku sangat merindukan rumahku disana."

"Kalau kamu mau, sore ini kita ke rumah mamih. Kita juga akan merayakan ulang tahun Gama."

"Astaga! Aku lupa kalau hari ini adalah ulang tahun Gama!"

"Tidak apa-apa, aku sudah menyiapkan semuanya."

"Aku tidak menduga bahwa kamu akan mengingat ulang tahun Gama. Kamu selalu saja bertengkar dengan Gama dengan masalah sepele."

"Bukankah kamu sendiri yang bilang, bahwa Gama sekarang adalah anak kita." Ucap Abimanyu dengan menyentuh bibir Ishar tanpa mengubah posisinya yang berbaring di pangkuan Ishar.

Ishar senang bahwa Abimanyu bisa menerima kehadiran Gama di hidup mereka. Ishar khwatir jika Abimanyu tidak akan merawat Gama dengan baik saat dirinya sudah pergi.

Tapi semua itu terbantahkan sekarang, karena Ishar yakin bahwa Abimanyu bisa merawat Gama dengan baik tanpa ada dirinya dimasa depan.

Tapi sesaat Ishar merasa sedih karena tidak bisa memberikan kebahagian Abimanyu, yaitu darah dagingnya sendiri. Ishar tau bahwa waktunya sekarang singkat dan keadaan Ishar tidak memungkinkan untuk mengandung.

"Abi." Panggil Ishar pelan.

"Iya sayang." Ucap Abimanyu yang sekarang sedang memainkan rambut panjang Ishar.

"Abi, apa kamu tidak sedih karena tidak mempunyai anak dariku. Bahkan sahabat-sahabat mu sekarang yang sudah menikah, istrinya sekarang sedang mengandung."

"Pertanyaan macam apa ini Ishar? Aku sudah bilang padamu, bahwa aku sudah sangat bahagia hidup berdua denganmu. Anak hanyalah pelengkap keluarga, dan kita sudah mempunyai satu putra dan satu putri."

"Tapi mereka bukan anak kandung kita."

"Itu tidak masalah, tugas orangtua adalah mengurus dengan baik. Aku sangat tau lebih dari siapapun, kalau kamu sangat menyanyangi anak-anak."

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang