Putus Hubungan

262 49 2
                                    

"Apa yang kamu bicarakan Ishar?! Kenapa kamu melakukan hal ini?!" Ivan sangat marah dengan wajah yang mengeras.

Sedangkan Laura menangis dengan memeluk Ishar dengan erat. Ishar hanya bisa menghela nafas berat sambil menenangkan Laura yang menangis.

"Ini sudah menjadi keputusanku papih. Ini pilihan yang terbaik untuk kita semua dan termasuk untuk Lian." Ucap Ishar.

"Ini pikiran yang sangat egois Ishar. Cobalah mengerti perasaan kami, bagaimana bisa kami melepaskanmu begitu saja." Ivan menghampiri Ishar dan menggenggam tangan putrinya itu.

"Papih tenanglah, ini hanya 4 tahun. Aku akan segera kembali setelah situasinya membaik."

"4 tahun itu sangat lama putriku, kita baru saja kembali berkumpul bersama  dan sekarang kamu ingin pergi meninggalkan kami."

"Maafkan aku papih, tapi ini yang terbaik untuk Lian dan orang disekitarku." Jawab Ishar dengan menundukkan kepalanya.

"Apa yang terbaik Is? Kamu hanya menyakiti diri kamu sendiri sayang." Laura mengusap pipi putrinya itu dengan lembut.

"Mamih, papih. Lian adalah saudara kembar ku. Jadi aku harus melindunginya, Lian sudah melakukan kesalahan dan aku harus memperbaikinya." Ucapan Ishar membuat Laura dan Ivan terdiam.

Tangisan Laura pun terhenti, dan Ivan memeluk Ishar dengan penuh kehangatan. Laura seketika teringat masa lalunya saat harus menjadi perisai ayahnya dalam menjaga nama baik keluarganya.

Ivan dan Laura tau bahwa sekarang mereka tidak bisa menghentikan keputusan Ishar yang sudah membulat.  Karena Ishar akan melakukan apapun untuk Lian.

"Baiklah sayang, mamih sama papih akan melepaskanmu. Tapi jika kamu dalam bahaya, kamu harus kembali tanpa melawan satu kata pun perkataan kami." Ucap Laura.

"Iya mamih, makasih." Ishar memeluk kedua orang tuanya dengan erat dan tanpa sadar air matanya menetes.

Disaat Ishar memberitahukan rencananya kepada kedua orang tuanya, Lian sedang mencari keberadaan Kalista yang sampai sekarang tidak ditemukannya.

Lian hampir mengelilingi Jakarta untuk mencari keberadaan Kalista tampi Lian tidak menemukannya. Sekarang Lian sedang berada di depan toko buku favorit yang sering Kalista kunjungi.

"Sebenarnya kemana lo pergi Kalista? Gue udah banyak salah sama lo." Gumam Lian.

Lian sangat merasa bersalah karena sudah melepas tanggungjawab yang besar pada Kalista begitu saja. Rasa ketakutan bahwa tidak bisa bertemu dengan Kalista lagi selalu menghantuinya.

Selama ini Lian tau bahwa Kalista menyukainya tapi Lian berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Kalista adalah perempuan yang baik dan bagi Lian itu tidak pantas dia dapatkan untuknya.

Kemudian Lian teringat dengan sosok Rere yang sudah membuat skandal dirinya pada Kalista. Nampak kilatan kebencian di mata Lian.

"Lo udah berani nyentuh orang-orang gue Rere. Lo sudah salah cari lawan." Ucap Lian.

Setelah itu Lian menyalakan motornya kembali dan beranjak menuju tempat yang ingin ditujuinya. Lian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, malam yang sudah sangat tinggi membuat jalanan cukup sepi.

Hingga motor Lian berhenti di sebuah bar, setelah memarkirkan motornya Lian masuk ke dalam bar itu dengan langkah tegas.

Saat Lian masuk ke dalam bar, Lian langsung bisa mengenali sosok yang dia cari. Lian melihat dengan tatapan tajamnya ke arah Rere yang sedang menari-nari di lantai dansa bar bersama teman-temannya.

Kemudian Lian menghampiri Rere dan menarik tangannya dengan kasar, Rere pun terkejut melihat Lian yang ada dihadapannya.

"Lo ikut gue!" Ucap Lian dengan menarik tangan Rere kasar hingga Rere meringis kesakitan.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang