Special Service

514 92 11
                                    

“Kita mau ke mana sih Abi?” tanya Ishar yang sedang duduk di samping Abimanyu di dalam mobil.

“Temanin gue nyanyi.” Ujar Abimanyu santai dengan mata yang tetap fokus ke depan.

“WHAT?! Kenapa nggak bilang dari tadi sih, kan seharusnya gue pake baju yang bagus buat liat lo tampil.”

“Emangnya kenapa? Lo kaya gini aja udah cantik kaya gimana udah dandan.”

“Apaan sih, sok gombal lo.” Ishar mengalihkan wajahnya ke arah jendela agar Abimanyu tidak melihat pipinya yang bersemu memerah.

Abimanyu yang melihat pun tertawa kecil, Abimanyu dapat melihat bahwa pipi Ishar yang memerah karena malu atas ucapan Abimanyu.

Abimanyu sangat suka melihat wajah Ishar yang malu karena menurutnya itu sangat menggemaskan.

Karena tidak tahan melihat kegemasan Ishar, Abimanyu pun mencubit pipi Ishar.

Ishar yang kesal pun memukul tangan Abimanyu tapi hal itu malah membuat Abimanyu tertawa.

Detik kemudian handphonen Abimanyu bergetar menandakan notifikasi pesan muncul.
Ketika mobil Abimanyu berhenti di lampu merah,

Abimanyu segera melihat pesan masuk di handphonenya. Tapi kemudian wajah Abimanyu menjadi datar ketika membaca pesan dari ayahnya yang meminta dirinya untuk berhadiri ke acara seminar kesehatan.

“Abi, lo kenapa? Apa ada masalah?” tanya Ishar khawatir saat melihat perubahan wajah Abimanyu yang drastis.

“Gue baik-baik aja.” Ucap Abimanyu seraya mengelus kepala Ishar agar tidak khawatir dengannya.

Ishar menatap Abimanyu dengan curiga, tapi Ishar juga tidak ingin memaksa Abimanyu untuk bercerita dengannya.

Tidak lama kemudian, lampu merah pun berubah menjadi warna hijau dan Abimanyu pun kembali mengendarai mobilnya menuju sebuah cafe yang menjadi tempat penampilan dirinya yang akan bernyanyi.

Hampir 30 menit perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di cafe tersebut.

Abimanyu dan Ishar segera keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe, tangan Abimanyu menggenggam lembut tangan Ishar sambil mengelus punggung tangan Ishar dengan jempolnya.

“Is lo suka lagu apa?” tanya Abimanyu ketika berdiri di hadapan Ishar.

“Kenapa lo nanya? Lo mau nyanyiin lagu kesukaan gue?” ujar Ishar.

“Gue mau tau aja apa yang jadi kesukaan cewek gue.”

“Gue suka lagu ballad yang mengutarakan perasaan seseorang.”

“Jadi lo mau gue mengutarakan perasaan gue yang sebenarnya ke lo.” Abimanyu mendekatkan wajahnya ke depan wajah Ishar.

“Apaan sih?! Kan lo nanya ya gue jawab. Jangan gombal mulu deh.” Ishar memukul lengan Abimanyu kesal karena Abimanyu suka sekali menggoda Ishar dengan ucapan manis.

“Emang susah ya ngomong sama cewek nggak peka.” Gumam Abimanyu pelan.

“Lo ngomong apa?” Ishar menatap tajam Abimanyu.

“Nggak ada sayang, yaudah sekarang lo duduk aja di sini dan liat penampilan gue.” Abimanyu mengusap lembut kepala Ishar dan membuat beberapa pengunjung cafe menatap iri melihat sosok Ishar yang di perlakukan Abimanyu sangat lembut.

Ishar pun hanya bisa menghela nafas pelan, setelah itu Abimanyu menuju panggung kecil yang ada di cafe tersebut.

Kemudian Abimanyu duduk di sebuah kusi yang ada di panggung itu sambil membawa sebuah gitar di pangkuannya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang