Hanya Untukmu

198 23 0
                                    

"Bertahanlah, aku akan berusaha membebaskanmu dari sini!" Ucap Herman pada Alfero dari balik jeruji.

"Lakukan sesuatu! Aku tidak ingin disini, Abimanyu sudah melakukan hal melewati batas! Aku tidak bisa menerima ini!" Alfero marah dan memukul-mukul jeruji besi yang menghalangi dirinya.

"Itu benar, kali ini mereka sudah melewati batas dan mengabaikan ancaman ku." Herman mencengkram kuat jeruji besi yang menghalangi dirinya dan Alfero.

Sedangkan di rumah Maladewa terlihat Altas masuk ke dalam rumah dan sosok Heriyanto, Ivan dan Laura sudah duduk di ruang tengah.

Altas memilih duduk disamping Heriyanto. Altas tidak memperdulikan lirikan tajam Heriyanto padanya. Kemudian Ivan mengeluarkan sebuah amplop besar dan melemparnya di atas meja.

Heriyanto mengambil amplop itu dan membukanya. Saat Heriyanto membacanya, Heriyanto langsung melempar kertas itu dengan kasar.

"Apa ini Ivan?! Aku tidak pernah menyetujui pernikahan Ishar dan Abimanyu! Aku hanya setuju untuk bekerjasama dalam konferensi ini." Ucap Heriyanto dengan amarah yang meledak.

"Ishar adalah anakku, dan aku menyetujui pernikahan ini. Ayah tidak berhak atas hidup putriku." Ujar Ivan datar.

"Dia cucuku, dia adalah impianku! Jadi jangan membuat Ishar seperti kau membuat putri pergi dariku!"

"Berhentilah menjadi egois ayah! Aku sangat lelah dengan semua ini, apa ayah tidak sadar bahwa ayah sudah membuat putri ayah sendiri menjadi depresi akut? Apa ayah ingin membuat Ishar seperti Laura?!" Ivan sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi dan Heriyanto diam.

"Ivan sabarlah, aku sudah tidak apa-apa." Laura menggenggam tangan Ivan yang sekarang dalam keadaan marah.

"Aku tidak bisa menahannya lagi Laura. Bagaimana bisa seorang ayah menjadikan putrinya menjadi aset politiknya tanpa memikirkan perasaan putrinya itu sendiri?"

"Berpikirlah positif Ivan, tanpa ada masalah itu kita berdua tidak mungkin bertemu."

"Tapi Laura-"

"Meski begitu dia tetap ayahku, Ivan." Ucapan Laura seakan pisau tajam yang menusuk dada Heriyanto.

Altas terdiam melihat pertengkaran ayah dan anak itu, seketika Altas teringat pada masa lalu dimana Altas selalu saja memarahi Abimanyu dan menekan hidup Abimanyu yang dalam kendalinya.

Tapi semenjak Ishar memberitahukan kebenaran tentang Amira membuat Altas sadar apa itu cinta dan kehilangan.

Karena hal itu Altas sadar bahwa dirinya harus melindungi Abimanyu yang sekarang tersisa satu-satunya di dalam hidupnya.

"Aku sudah menyerahkan semua tanggung jawab rumah sakit pada putraku dan dia memutuskan untuk berhenti berkerjasama dengan keluarga Airlangga. Aku akan menanggung kerugian dari pembatalan kontrak 4 tahun yang lalu." Ucap Altas dengan berdiri dari tempat duduknya.

"Aku hanya mengingatkan anda, jika anda tidak ingin kehilangan kebahagian anda maka tetaplah menerima cinta itu tanpa menolaknya." Ujar Altas pada Heriyanto sebelum keluar dari rumah Maladewa.

Heriyanto diam dan menatap Laura. Putri satu-satunya sudah sangat lama dia kehilangan waktu kebersamaannya, karena hal itu Heriyanto marah pada dirinya sendiri.

Kemudian Heriyanto memilih meninggalkan rumah Maladewa dan Ivan menghela nafas berat. Ivan menyenderkan kepalanya kebelakang sofa, Laura menatap Ivan dengan perasaan khawatir.

"Kita harus secepatnya menikahkan Abimanyu dengan Ishar. Hanya dengan cara itu, kita bisa melepaskan Ishar dari dunia politik ayah." Ucap Ivan sambil memijat pelipisnya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang