Hati Seorang Ishar

170 18 1
                                    

Lima hari berlalu, Ishar sekarang berada di rumah sakit Singapura. Ishar melakukan pengobatan total hingga, Ishar tidak bisa bertemu dengan siapapun termasuk dengan keluarganya ataupun Abimanyu.

Di saat Abimanyu menunggu waktu agar bisa bertemu dengan Ishar, Abimanyu melakukan pekerjaannya di rumah sakit itu sambil mengerjakan pekerjaannya di ruang tunggu.

"Abi, lo sudah lebih dua hari melakukan kesibukan ini. Bukankah itu akan membuat lo akan jatuh sakit? Bagaimana jika Ishar akan mengetahui hal ini?" Ucap Antariksa yang baru saja datang dan duduk di depan Abimanyu.

"Maka dari itu gue akan menyelesaikan pekerjaan ini agar gue bisa menghabiskan waktu gue sama istri gue."

"Gue baru aja dengar tadi pembicaraan Lian sama dokter yang ngerawat Ishar, dia bilang hari ini Ishar bisa ditemuin."

"Apa? Kapan lo dengar itu?"

"Waktu gue mau kesini." Jawab Antariksa dan sontak Abimanyu langsung menutup laptopnya.

Antariksa mengerutkan keningnya ketika melihat Abimanyu yang tiba-tiba saja menutup laptopnya. Abimanyu berdiri dan memasukkan handphonenya ke saku celananya.

"Lo bawa laptop gue, dan bereskan semua pekerjaan gue." Antariksa sontak membulatkan matanya ketika mendengar ucapan Abimanyu.

Abimanyu segera meninggalkan Antariksa begitu saja, sedangkan Antariksa berulang kali memanggil Abimanyu tapi tidak di tanggapinya.

"Pengen banget gue nyumpah tuh orang tapi gara-gara Ishar gue tahanin." Gumam Antariksa dengan wajah kesalnya menatap punggung Abimanyu yang sudah menjauh.

Sedangkan Abimanyu dengan suasana hati yang senang langsung masuk ke dalam ruangan Ishar, tapi Ishar belum kembali dari ruangan pengobatannya.

"Sebaiknya gue beresin ruangan ini." Ucap Abimanyu dengan melepaskan jaket perasutnya yang berwarna hijau army.

Abimanyu pun mulai membereskan ruangan dengan menyusun buku-buku Ishar yang berantakan di atas meja. Abimanyu juga mengganti air dan bunga yang baru di vas bunga yang ada di samping brankar Ishar.

Beberapa menit kemudian akhirnya Abimanyu selesai membereskan ruangan itu. Karena merasa lelah dan mengantuk, Abimanyu pun duduk di kursi yang ada di tengah ruangan tersebut.

"Kayanya mata gue udah cukup bekerja, sambil nunggu Ishar gue tidur bentar." Ucap Abimanyu yang duduk di kursi dengan kaki yang menyilang dan langsung menutup matanya untuk tidur sejenak.

Akhirnya Abimanyu pun tertidur, sudah berhari-hari Abimanyu tidak tidur dengan baik. Abimanyu selalu terbangun karena mengkhawatirkan keadaan Ishar.

Meski selama 5 hari Abimanyu tidak bertemu dengan Ishar karena pengobatannya, Abimanyu tetap terjaga karena dia selalu memastikan nafas Ishar dari balik kaca ruangan Ishar.

Tidak terasa 10 menit berlalu, dan pintu ruangan pun terbuka memperlihatkan sosok Ishar yang berjalan dengan bantuan seorang perawat.

"Now you can leave me, my husband is already here." Ucap Ishar tersenyum ketika melihat Abimanyu yang tidur di kursi.

"Well, have a nice day and you can get well soon." Ucap perawat itu dan Ishar hanya tertawa kecil.

Kemudian perawat itu pergi meninggakkan ruangan tersebut. Setelah itu Ishar berjalan mendekati Abimanyu, Ishar melihat wajah lelah Abimanyu pun merasa sedih.

Tangan Ishar terulur menyentuh rambut Abimanyu yang sedikit menutup matanya. Ishar dengan lembut mengusap lembut kening Abimanyu.

Tapi detik kemudian mata Abimanyu terbuka dan menatap Ishar lurus dan hal itu membuat Ishar terkejut. Ishar segera menarik tangannya tapi Abimanyu lebih dulu menahannya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang