Dukanya Abimanyu

308 51 10
                                    

Terlihat Abimanyu berdiri di samping Altas dengan wajah datarnya untuk menyambut orang yang datang untuk melayat.

Sedangkan Ishar memeluk Nada agar bisa tenang yang sedari tadi tidak bisa berhenti menangis. Ishar tau bahwa ini akan menjadi duka yang mendalam untuk Abimanyu dan Nada.

"Apa Abi baik-baik aja?" Tanya batin Ishar dengan menatap Abimanyu yang berdiri diam disamping Altas.

Sedangkan anggota DEVIL dan teman-teman Abimanyu yang lain sedang berdiri di luar dengan mengenakan pakai formal berwarna hitam.

Kemudian Ishar melihat Altas yang berjalan menuju taman belakang membuat Ishar penasaran. Ishar hendak mengikuti Altas tapi Ishar tidak bisa membiarkan Nada sendirian.

"Bimo." Panggil Ishar dengan isyarat tangannya.

Bimo yang melihat Ishar memanggilnya dengan cepat Bimo berjalan mendekati Ishar. Ishar menepuk pundak Bimo pelan dan Bimo pun mengerutkan keningnya.

"Lo jaga Nada bentar, gue ada urusan sebentar. Sampai gue kembali, jangan tinggali Nada." Pinta Ishar dan segera pergi tanpa menunggu jawaban Bimo.

Kemudian Ishar tanpa menunggu jawaban Bimo segera pergi mengikuti Altas ke taman belakang. Tapi Ishar kembali bersembunyi ketika Altas berbicara dengan pengawalnya.

"Andres, lakukan pemakaman yang tertutup agar tidak ada gosip apapun yang bisa melemahkan Dewantara." Perintah Altas.

"Baik tuan. Nyonya besar dan yang lain meminta anda untuk kembali ke Bali." Ucap Andres patuh.

"Aku akan menyelesaikan pemakaman ini setelah itu aku akan pergi menemui mereka."

"Tapi bagaimana dengan tuan dan nona muda?"

"Abimanyu pasti bisa mengatasinya sendiri. Lagi pula sosok yang meninggal hari ini bukan orang yang penting untukku." Altas mengatakan hal itu tanpa rasa bersalah.

Ishar yang geram mendengar ucapan Altas langsung berjalan menghampiri Altas dan Andres. Altas yang melihat Ishar hanya diam menatap datar.

"Apa anda tidak mempunyai perasaan? Bagaimana bisa anda akan meninggalkan kedua anak anda dalam keadaan berduka seperti ini?!" Ishar mengepal kedua tangannya hingga kuku tangannya memutih.

"Kamu tidak berhak ikut campur dalam masalah ini. Lagi pula aku tidak ingin berurusan dengan keluarga Maladewa." Altas membersihkan kacamatanya dengan santai tanpa peduli Ishar yang menahan amarah.

"Saya berhak ikut campur jika itu berhubungan dengan Abimanyu."

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk memutuskan hubungan dengan putraku."

"Ya, tapi bukan sekarang. Karena saya akan melakukan apa yang saya inginkan tanpa perintah siapapun."

"Seperti yang aku duga, keluarga Maladewa memiliki karakter yang buruk." Ujar Altas dengan sorot mata yang tajam pada Ishar.

Kemudian Altas berjalan menjauh dengan Andres yang mengikutinya dibelakang. Ishar hanya bisa diam melihat punggung Altas yang mulai menjauh dari pandangannya.

Setelah itu Ishar pun kembali ke tempat Nada berada. Saat Ishar datang, terlihat semua orang bersiap untuk pergi ke pemakaman. Nada pun masuk ke dalam ambulan dengan jenazah bunda Amira.

Ishar mendekati Abimanyu yang berdiri diam di depan pintu mobil ambulan. Ishar menyentuh pundak Abimanyu pelan, dan Abimanyu pun mengusap kepala Ishar.

"Abi..." ucap Ishar pelan.

"Gue baik-baik aja. Apa lo bisa jaga Nada sampai ke pemakaman?" Tanya Abimanyu.

"Ya, gue akan nemanin Nada sampai selesai. Lo jangan khawatir."

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang