Ishar dan Abimanyu sekarang saling memandang satu sama lain. Dada Ishar berdetak cepat saat mengingat Abimanyu yang melamar dirinya yang begitu tiba-tiba.
"Aku lagi nggak bercanda sekarang. Aku benar-benar ingin melamar kamu Ishar Putri Maladewa." Ucap Abimanyu.
Ishar terkejut ketika Abimanyu berbicara sangat sopan dan menggantikan gaya bahasanya dengan kata "Aku". Ishar ingin menjaga jarak dirinya tapi Abimanyu memegang erat tangannya.
"Aku nggak suka dengan candaan ini Abi. Apa kamu mempermainkan aku?" Ishar menundukkan kepalanya dengan tangan meremas tangannya sendiri.
Abimanyu pun mengangkat wajah Ishar agar sejajar dengannya. Abimanyu menghela nafasnya dengan berat.
Kemudian Abimanyu menyatukan keningnya dengan kening Ishar, dan hal itu membuat dada Ishar semakin berdetak cepat. Wajah Ishar memerah ketika Abi mencium kedua mata secara bergantian.
"Apa kamu nggak bisa sekali aja peka? Aku sudah berkali-kali bilang kalau aku hanya butuh kamu dan sekarang aku ingin memiliki kamu seutuhnya." Abimanyu tersenyum tipis sembari mengusap pipi Ishar lembut.
"Abi, ini terlalu cepat. Kamu juga harus ngejalanin beberapa praktek lagi supaya kamu bisa ngambil lisensi medis kamu." Ishar menatap Abimanyu dengan perasaan campur aduk.
"Aku sudah melaksanakan sidang beberapa waktu yang lalu, dan aku sudah melakukan beberapa operasi dan hal itu akan memudahkan aku mendapatkan lisensi medis ku." Jawab Abimanyu.
Ishar membulatkan matanya ketika mengetahui bahwa Abimanyu sudah menyelesaikan kuliahnya dan sidang lebih dulu dari dirinya.
Abimanyu selalu saja lebih unggul dari Ishar dari segi akademik. Ishar sejenak merasa kalah dan tidak pantas untuk Abimanyu. Abimanyu yang sadar dengan apa yang sedang di pikirkan oleh Ishar dengan cepat Abimayu mencubit hidung Ishar gemas.
"Jangan pernah menganggap diri kamu lebih rendah dari aku. Aku hanya lulus lebih dulu karena aku harus memegang kendali rumah sakit saat papah masih sakit. Kamu lebih pintar dan kuat dari pada aku Ishar." Abimanyu tidak ingin Ishar berkecil hati dengan kemampuannya.
"Terima kasih sudah percaya dengan kemampuanku. Kamu selalu bisa membuatku kembali percaya diri Abimanyu." Ishar tersenyum tulus pada Abimanyu.
"Jadi apa jawaban kamu?"
"..."
"Apa perkataanku kurang me-"
"Iya, aku mau." Ucap Ishar dengan mata yang berkaca-kaca sembari mengusap pipi Abimanyu.
Abimanyu terkejut hingga mulutnya sedikit terbuka, dan hal itu tidak bisa membuat Ishar tidak tertawa. Ishar mengusap kepala Abimanyu penuh kasih sayang.
"Aku mau, jadi ayo kita selesaikan urusan masalah kita dulu baru kita bisa melangsungkan pernikahan itu." Ucap Ishar.
"Ishar, aku sangat mencintai kamu. Sangat..." Abimanyu memeluk Ishar dengan erat.
Perasaan senang dan lega menyelimuti Abimanyu dan Ishar. Awan yang perlahan menjadi gelap bersamaan dengan tenggelamnya fajar.
Kemudian di tempat lain nampak Herman dan Rere sedang berada di sebuah pabrik. Beberapa orang mengangkat kotak-kotak ke dalam truk yang akan pergi membawanya.
"Apa kamu sudah melakukan yang papah suruh?" Tanya Herman pada Rere sembari membuang puntung rokoknya.
"Aku sudah melakukannya dengan baik, hanya tinggal menunggu Alfero menjalankan rencananya saja." Ucap Rere dengan wajah yang serius.
"Bagus. Tahun ini aku beserta partai ku akan menguasai kursi dewan, dengan ini aku bisa membuat Airlangga keluar dari dunia politik."
"Ya, itu benar papah. Ketua partai yang memiliki penerus yang mempunyai skandal akan membuatnya hancur. Itu akan mempermudah jalan papah."
KAMU SEDANG MEMBACA
INCUBO [END]
Teen FictionINCUBO dalam bahasa Italia artinya adalah "Mimpi Buruk" Siapa yang tidak tau dengan Abimanyu Putra Dewantara ketua DEVIL generasi ke-dua yang mendapatkan julukkan "Perfect Boy". Abimanyu adalah anak emas bagi para guru-guru, tidak hanya mengandalkan...