Tidak Terlupakan

204 21 0
                                    

1 minggu kemudian...

Di ruangan operasi terlihat Abimanyu sedang melakukan operasi dengan serius. Sedangkan Altas dan Ivan melihat dari balik kaca ruangan tersebut.

"Bagaimana keadaan Abimanyu sekarang?" Tanya Ivan yang merasa khawatir pada menatunya itu.

"Dia sudah tiga hari tidak tidur dan hanya melakukan operasi. Dia seperti ingin membunuh dirinya secara perlahan." Ucap Altas dengan mengusap wajahnya yang merasa lelah dengan putranya itu.

"Dia juga pulang hanya berdiam diri di kamar Ishar. Beberapa hari ini juga dia selalu menatap foto Ishar di ruang tengah tanpa bicara sepatah kata pun."

"Entah kenapa dia terlihat seperti saat aku di tinggal oleh istri pertamaku. Pada saat itu aku sangat hancur."

"Tapi aku merasa, Abi akan berbeda denganmu Altas."

"Ya, Abi sangatlah pintar dan bijaksana. Aku percaya bahwa dia akan bisa melewatinya." Ucap Altas.

"Papih!" Panggil Lian dari arah lain yang datang bersama Antariksa.

Altas dan Ivan pun menganggukan kepala mereka. Tidak lama kemudian Abimanyu keluar sambil melepaskan baju operasinya.

"Papih, Antariksa ingin membicarakan sesuatu tentang Ishar dengan kita semua." Ucapan Lian sontak membuat mata Abimanyu melebar dan menatap ke arah Antariksa.

Altas menatap ke arah Abimanyu yang terlihat ke khawatiran di wajahnya pun menghela nafas berat. Altas pun mengeluarkan kunci dari saku jas dokternya.

"Kalau begitu, ikuti aku. Kita akan bicara di ruangan rapat saja, ini pasti masalah pentingkan." Ucap Altas.

Yang lain pun menyetujui ucapan Altas. Setelah itu mereka semua menuju lantai dua dan menuju ruangan rapat untuk mereka berbicara.

Saat masuk di ruangan, mereka duduk di meja bundar. Mereka duduk diam dan menunggu Antariksa untuk berbicara, tapi Antariksa menatap ke arah handphonenya dengan sesekali menatap ke arah pintu.

Antariksa menunggu seseorang yang akan membantunya untuk menjelaskannya. Hingga tidak lama pintu ruangan terbuka dengan menampakkan sosok Nicole.

"Nicole?" Lian sangat terkejut melihat kedatangan Nicole yang tiba-tiba.

"Sekarang Nicole sudah datang, aku akan memberitahukan wasiat dari Ishar." Ucap Antariksa.

"Apa? Wasiat?" Abimanyu tidak pernah tau tentang wasiat yang dikatakan oleh Antariksa.

"Ya, Ishar menunjukku sebagai kuasa hukumnya. Karena aku belum mendapatkan lisensi hukum, jadi yang memegang kuasa ini hanya orangtua ku." Ucap Antariksa dengan mengeluarkan berkas yang dibawanya.

Antariksa membuka berkas itu dan saat melihat tanda tangan Ishar membuat hati Antariksa berdenyut. Antariksa menatap ke arah Abimayu yang diam dengan wajah datar dan mata merahnya.

Antariksa juga mengeluarkan sebuah kotak dan kunci ke atas meja. Ivan menatap ke arah kunci yang di atas meja, Ivan merasa bahwa pernah melihat kunci itu.

"Semua kekayaan dan deposit Ishar yang selama ini dia dapatkan saat di Riau, dia memberikannya kepada Gama. Dan untuk semua bisnis cafenya akan diberikan pada Kalista saat Kalista dan Lian menikah." Antariksa memberikan berkas itu pada Ivan.

"Ini surat-surat penting cafe untuk Kalista." Ucap Nicole dengan menyerahkan berkas penting itu pada Lian.

Kemudian Antariksa berdiri dengan membawa kotak berwarna hitam dan berjalan menuju tempat duduk Abimanyu. Antariksa menyerahkan kotak itu pada Abimanyu yang sekarang terlihat kebingungan.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang