Chapter Special

342 7 0
                                    

10 Tahun setelah kepergian Ishar

"Abi, bagaimana keadaan Lian? Dia baik-baik saja kan nak?" Tanya Laura yang sekarang berada di kursi roda dengan Ivan di sampingnya.

"Mamih, keadaan Lian sekarang sudah stabil. Tapi mamih dan papih juga tau bahwa ada kelainan di jantung Lian." Ucap Abimanyu dengan menggenggam tangan Laura untuk menenangkannya.

Laura pun tertunduk dengan air mata yang mengalir di pipinya. Abimanyu yang melihat hal itu pun menyeka air mata itu dengan lembut. Sedangkan Ivan menghela nafas panjang sambil mencium pucuk kepalanya istrinya itu.

"Abi, apa penyakit Lian bisa disembuhkan?" Tanya Ivan.

"Aku rasa bisa, karena selagi kita merawat Lian lebih awal itu akan menghindarkan sesuatu yang buruk pada Lian." Jelas Abimanyu.

"Aku tidak mengerti, kenapa putra ku bisa mengalami sakit seperti ini? Aku tau bahwa Lian selalu menjaga kesehatannya dengan baik." Laura sangat tidak menduga bahwa anak satu-satunya harus memiliki penyakit berbahaya itu.

"Mamih, kesehatan Lian sudah mulai menurun setelah kepergian Ishar."

"Apa?!" Ucap Laura dan Ivan bersamaan dengan wajah yang terkejut.

"Lian dan Ishar adalah saudara kembar, mereka selalu bersama sejak dalam kandungan. Meski mereka pernah berpisah selam 4 tahun, tapi mereka berdua saling merindukan satu sama lain." Ucap Abimanyu.

Abimanyu terpaksa menyembunyikan kebenaran kesehatan Lian karena permintaan Lian padanya. Kesehatan Lian menurun semenjak kepergian Ishar. Lian terlihat tegar, tapi Lian menyembunyikan kesepian itu sendirian.

Lian menyembunyikan rasa kesepian yang ditinggal saudaranya tanpa mengatakan pada siapapun. Tapi Abimanyu tau bahwa Lian sangat terpukul.

Karena Abimanyu pernah melihat Ishar menangis ketika merindukan Lian yang tidak ada disampingnya. Perasaan yang sangat menyakitkan saat kehilangan saudara juga Abimanyu rasakan saat kehilangan Nada.

"Mamih, papih. Lian sangat tertekan karena kehilangan Ishar, meski sekarang dia sudah memiliki istri dan anak tapi itu tidak bisa menghilangkan perasaan dukanya." Ucapan Abimanyu membuat Laura terdiam membeku.

"Itulah kenapa kesehatan Lian terus menurun, karena separuh kehidupannya pergi darinya." Ujar Abimanyu.

"Aku tidak tau bahwa putraku sangat terpukul." Ivan merasa bersalah karena tidak menyadari keadaan putranya yang merasakan kehilangan sendirian.

Sedangkan Laura terdiam menatap Abimanyu, tangan Laura mengusap pipi menantunya itu penuh kasih. Karena Laura sadar dengan apa yang Abimanyu cerita padanya dan Ivan adalah untuk membuka perasaan mereka.

Laura tau alasan Abimanyu memberitahukan itu semua agar Laura dan Ivan bisa meluangkan waktu untuk Lian. Karena yang sangat dibutuhkan Lian tidak hanya perawatan medis tapi kasih sayang orang tua untuk merangkulnya.

"Putriku sangat beruntung memiliki suami sepertimu nak. Karena kamu selalu melindungi keluarga kami dengan baik." Ucap Laura tulus.

"Aku yang beruntung bisa menikahi putri mamih. Tanpa Ishar, aku tidak akan pernah bisa memahami perasaan peduli pada orang lain." Abimanyu tersenyum tipis sembari menggenggam tangan Laura.

Ivan dan Laura tersenyum, mereka sangat beruntung memiliki menantu yang begitu perhatian pada mereka. Tapi Ivan selalu merasa bersalah karena Abimanyu harus kesepian karena keegoisan mereka.

"Terima kasih sudah memberitahu semuanya pada kami. Sekarang kamu bisa beristirahat Abi, kami juga ingin melihat keadaan Lian." Ujar Ivan.

"Baiklah." Abimanyu pun menganggukkan kepalanya mematuhi ucapan Ivan.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang