Maafin Aku

546 97 12
                                    

Saat Ishar kembali ke kelas, Abimanyu sudah duduk bersama Bimo. Sedangkan Sultan duduk di kursi Abimanyu.

"Is, Abimanyu lagi mau ngobrol sama Bimo jadi gue sementara duduk sama lo deh." Ucap Sultan sambil tersenyum canggung kepada Ishar.

"Terserah." Sahut Ishar singkat, dengan menatap Abimanyu yang hanya fokus pada bukunya tanpa peduli keberadaannya.

Kemudian Ishar menghelas nafas dan duduk di kursinya dengan perasaan bingung. Ishar sangat heran kenapa Abimanyu sangat marah hanya karena dirinya berbicara pada Gara.

Tidak lama kemudian guru pun masuk dan semua orang diam. Ishar yang merasa tidak fokus pun berbalik ke belakang melihat Abimanyu, tapi Abimanyu tetap mengabaikannya.

Plak!

"Ishar! Apa yang kamu liat di belakang?! Apa kamu tidak memperhatikan pelajaran saya?" Ujar ibu Juana sambil memukul meja dengan penggaris panjang.

"Lagi liat Abimanyu ibu." Jawab Ishar santai dan sontak membuat seisi kelas ribut dan Bimo pun bersuil.

"Ciyeee! Ceweknya nggak bisa jauh dari cowoknya!" Goda Bimo dan membuat kelas semakin ribut.

"Ishar! Kenapa kamu malah memperhatikan Abimanyu. Sekarang juga kamu maju kedepan dan jawab pertanyaan ini!" Ishar pun bangkit dan berjalan dengan malas menuju ke depan papan tulis.

Ishar dengan santainya mengerjakan soal yang di berikan ibu Juana. Ibu Juana sangat terkejut saat melihat Ishar begitu mudah menjawab pertanyaan yang sulit.

Di belakang tanpa ada yang sadar Abimanyu tersenyum bangga melihat Ishar yang begitu mudah menjawab pertanyaan ibu Juana.

"Bagaimana bisa kamu mengerjakan soal ini?" Tanya ibu Juana sambil memegang pundak Ishar.

"Karena aku sudah belajar lebih dulu, bukankah itu tidak mengejutkan lagi." Ucap Ishar dan berjalan kembali ke kursinya.

Ibu Juana baru sadar bahwa siswi yang dia minta menjawab pertanyaan itu adalah Ishar Putri Maladewa yang tak lain adalah siswi terpandai.

Tidak heran meskipun Ishar tidak memperhatikan penjelasan ibu Juana dia bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah.

“Gila! Pacar lo makan apaan sih jadi pintar gitu?” bisik Bimo pada Abimanyu seraya menatap Ishar dengan kagum.

“Pacar gue emang pintar dan menggemaskan.” Ujar Abimanyu dengan senyuman tipis.

Abimanyu sangat bangga pada Ishar meski dalam keadaan yang tidak baik karena sedang dalam masalah bertengkar, tapi Ishar tetap fokus dalam pelajarannya.

Sebenarnya Abimanyu tidak ingin mendiami Ishar. Tapi Abimanyu hanya masih kesal atas ucapan Gara padanya yang mengatakan bahwa Ishar bukan milik dirinya, dan ditambah Ishar yang selalu mengungkit masalah pacaran bohongan hal itu membuat Abimanyu sangat muak.

“Kenapa gue harus sekacau ini karena Ishar? Bukannya gue sendiri yang mengajukan pacaran bohongan satu bulan itu dan kenapa sekarang gue nggak rela buat putus sama Ishar?” kepala Abimanyu sudah sangat dipenuhi dengan semua pertanyaan itu.

Berbeda dengan Ishar yang hanya mencoret-coret buku tulisnya dengan perasaan yang bingung.

Ishar sangat terheran dengan perubahan sifat Abimanyu yang sangat berbeda dari sebelumnya pada dirinya.

Tapi Ishar tidak bisa bohong semenjak dirinya dekat dengan Abimanyu, Ishar merasa bahwa hidupnya sedikit terasa lengkap.

Hidup Ishar yang hanya di isi dengan belajar dan bermain dengan Lian sekarang semakin membuat kehidupan Ishar lebih ceria semenjak Abimanyu berada di sampingnya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang