Tidak Terduga

238 56 10
                                    

Nampak motor berwana hitam berhenti di depan rumah Abimanyu, motor itu adalah milik Sean. Setelah dari cafe, Sean pun mengantar Nada pulang dengan selamat.

Nada turun dari motor Sean dengan hati-hati. Wajah Nada cemberut karena selama di perjalanan Sean hanya diam dan tidak membalas pembicaraannya.

"Sekarang lo masuk, lain kali jangan keluyuran kalau udah jam pulang." Ujar Sean.

"Iya, kalau gitu makasih udah nganterin gue." Nada mengatakan itu tanpa berani menatap wajah Sean.

Sean menghela nafas berat ketika melihat wajah Nada yang murung. Sebenarnya Sean tidak ingin mendiamkan Nada tapi Sean tidak ingin semakin terikat dengan seseorang yang akan melemahkan tujuan balas dendamnya.

Sean hanya tidak menduga sosok perempuan cantik yang ada dihadapannya masih berumur sangat muda.

"Maaf, gue udah ngediamin lo dari tadi. Tapi satu hal yang lo harus tau gue nggak seumuran sama lo, umur gue 20 tahun." Jelas Sean dengan menahan tangan Nada.

"Gue udah tau, tapi ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Gue suka sama lo, entah kenapa pertemuan pertama gue sama lo membuat gue sangat bahagia." Sean terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Nada padanya.

"Apa maksud lo Nada?"

"Gue suka sama lo, gue tau umur gue terlalu muda buat lo tapi apa lo mau nunggu gue sampai gue dewasa?"

"..."

"Gue udah ngutarin perasaan gue sebenarnya, karena abang gue selalu ngajar gue buat jujur."

"Tapi Nada-"

"Lo nggak usah maksa diri buat jawab perasaan gue. Karena gue senang bisa kenal sama lo, terima kasih lo udah lahir ke dunia ini. Hidup gue berasa lengkap setelah gue memiliki bunda, abang dan lo." Ucap Nada tulus dengan senyuman manisnya.

Seketika mata Sean berair, karena ini kedua kali Sean mendengar ucapan Nada yang begitu tulus padanya. Nada seakan menganggap sosok Sean adalah sosok sangat berharga.

Sean merasa sangat senang dan sedih, karena hanya Nada yang memperlakukannya dengan hangat. Bahkan kedua orang tua Sean membuangnya ke panti asuhan saat dirinya dilahirkan.

Sean juga mendapatkan perlakuan buruk dan siksan saat dirinya berada di panti asuhan. Tapi karena bantuan Nicole akhirnya Sean bisa lepas dari panti asuhan itu.

"Terima kasih Nada, gue nggak tau harus ngomong apa sama lo. Lo seakan sebuah kejutan yang tidak terduga buat gue." Ucap Sean sambil menyentuh pipi Nada.

"Gue harap lo selalu bahagia Sean." Ucapan Nada yang tulus menembus relung hatinya yang dalam.

Sedangkan di apartemen pribadi Abimanyu, terlihat sosok Ishar yang sedang memasak mie di dapur. Hari ini Abimanyu mengajaknya untuk belajar bersama di apartemennya.

"Lo udah selesai Is?" Tanya Abimanyu di ruang tengah yang masih mengerjakan soal persiapan ujian.

"Udah, ini mienya." Ishar membawa dua mangkok mie yang dibuatnya ke ruang tengah.

"Lo udah coba ngerjain soal ujian yang dua tahun lalu?"

"Gue udah coba, dan gue rasa soalnya hampir sama yang diberikan oleh kak Lintang dulu."

"Iya gue rasa juga gitu, lo juga harus belajar masalah variabel sama quantum atom." Abimanyu menuliskan beberapa rumus untuk Ishar pelajari.

Kemudian Abimanyu melepaskan kacamatanya dan memakan mie yang dibuatkan oleh Ishar untuknya. Sedangkan Ishar mulai menyalin rumus yang diberikan Abimanyu.

Ishar menulis dengan serius tapi rambutnya yang terurai membuat Ishar sedikit terganggu. Abimanyu yang melihat hal itu pun tertawa kecil.

Abimanyu meletakkan mangkok mienya dan kemudian Abimanyu mengumpul rambut Ishar menjadi satu dan memegangnya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang