Hati dan Akal

422 90 10
                                    

"Buka mulut lo." Abimanyu menyuapkan nasi goreng ke mulut Ishar dengan pelan.

"Abi gue bisa makan sendiri, malu gue di liatin orang." Ishar mengerucutkan bibirnya karena kesal melihat Abimanya yang terlalu overprotektif padanya.

"Gue nggak mau ya lo sakit lagi kaya kemaren." Abimanyu mencubit pipi Ishar gemas.

"Kemaren itu gue cuma sakit perut karena red day Abi."

"Iya gue tau, tapi gue sekarang mau pacar gue jadi gembul makanya lo harus makan lagi." Abimanyu menyuapkan nasi goreng  tanpa peduli Ishar berusaha menolaknya.

Ishar pun hanya bisa menghela nafas tapi detik kemudian Ishar pun tersenyum melihat Abimanyu yang begitu peduli padanya.

Untuk pertama kalinya Ishar bersyukur untuk mengenal seseorang di kehidupannya. Bagi Ishar sekarang Abimanyu adalah temannya yang terbaik.

"Ishar gue mau ngomong serius sama lo." Ujar Abimanyu dengan memegang tangan Ishar penuh kelembutan.

"Mau ngomong apa? Tentang olimpiade ya?" Ishar langsung menatap Abimanyu dengan serius.

"Bisa nggak sih di otak lo jangan mikirin belajar mulu, gue mau ngomong suka lo aja susah ini. Lo jadi cewek nggak pekaan sih!" Abimanyu mencubit pipi Ishar karena kesal, di saat dirinya mengungkapkan perasaannya Ishar malah memikirkan olimpiade.

"Hah? Ma-maksud lo?"

"Gue suka sama lo, bukan sebagai teman tapi sebagai cewek yang gue suka. Gue nggak mau hubungan ini di awalin dengan kebohongan lagi. Gue mau ungkapin persaan gue yang sebenarnya sama lo."

"Lo lagi bercanda ya Abi?"

"Kapan gue pernah bercanda masalah perasaan? Gue beneran suka sama lo, gue nggak suka ada cowok lain yang elus kepala lo, gue nggak suka cowok lain perhatian sama lo Is." Ucapan Abimanyu seakan membuat Ishar menjadi bisu.

Abimanyu tersenyum tipis saat menyadari bahwa Ishar yang duduk di depannya sedang diam membeku dengan pipi yang memerah.

Tangan Abimanyu menyentuh pipi Ishar pelan hingga kesadaran Ishar pun kembali. Sedangkan Ishar tidak bisa mengontrol detak jantungnya yang berdegub kencang.

"Ishar Putri Maladewa, apa lo mau jadi pacar gue? Sekali lo masuk dalam hidup gue, nggak ada pintu keluar buat lo. Jadi lo akan jadi milik gue apapun itu." Ucap Abimanyu pelan tapi mengisyaratkan ketegasan.

"Gue bingung mau jawab apa. Ini pertama kalinya ada cowok bilang suka sama gue." Ishar bingung dengan perasaannya sendiri.

Ishar tidak tau perasaan pada dirinya dan Abimanyu. Beberapa terakhir ini Abimanyu selalu menjaganya dengan baik, bahkan Ishar merasa terlindungi semenjak Abimanyu berada di sisinya.

Tapi Ishar tidak tau perasaan apa dirinya pada Abimanyu, Ishar tidak bisa membedakan itu perasaan suka atau hanya perasaan nyaman sesaat.

"Abi apa lo mau beri gue waktu satu hari buat nyakinin perasaan gue sendiri. Gue nggak mau ngambil keputusan terburu-buru yang bisa aja nyakitin kita berdua." Ishar menggenggam tangan Abimanyu untuk menyakinkannya.

"Ok baby. Keputusan lo adalah hak lo, gue nggak bisa maksa tapi gue bisa tetap ngejar lo buat nyakinin lo sama perasaan gue." Ucap Abimanyu dan seketika membuat Ishar tersenyum.

"Yaudah, sekarang gue mau pulang. Lo hati-hati di rumah sendirian, kalau Lian belum datang sampai malam lo langsung hubungin gue aja."

"Siap Kapten!" Abimanyu yang gemas pun mengusap kepala Ishar dan detik kemudian Abimanyu mencium pucuk kepala Ishar.

"Gue pulang." Abimanyu beranjak keluar dari rumah Ishar dan Ishar pun mengantar Abimanyu hingga di depan pintu rumah sembari melambaikan tangannya.

Abimanyu segera menaiki motornya dan memasakan helm full face miliknya ke kepala, setelah itu Abimanyu langsung melajukan motornya menuju suatu tempat.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang