Berdua

192 21 5
                                    

Dua hari berlalu, setelah Alfero yang menusuk dada Abimanyu. Abimanyu menutupi kejadian itu dari orangtuanya dan orangtua Ishar agar tidak membuat mereka khawatir.

Abimanyu meminta Jhosep dan Lian untuk mengikuti Herman untuk beberapa hari ini. Sedangkan Riko dan anak DEVIL lainnya mencari keberadaan Alfero dan Rere.

Abimanyu yang berdiri dengan asik pikirannya sendiri tidak menyadari bahwa Ishar berdiri di belakangnya. Ishar menyentuh pundak Abimanyu dan sontak Abimanyu segera berbalik kebelakang.

"Ishar?! Kenapa kamu keluar sendiri?" Tanya Abimanyu yang khawatir.

"Aku sudah terlalu lama di kamar, jadi aku mau keluar sendiri. Terus kamu kenapa ada disini?" Ucap Ishar.

"Aku baru aja nerima telpon dari Riko. Mana barang-barang kamu?" Abimanyu sengaja berbohong dan mengalihkan pembicaraan agar Ishar tidak khawatir.

"Kata papih nanti papih yang bawa."

"Terus dimana papih?"

"Papih lagi ngomong sesuatu sama papah. Jadi kita bisa langsung pergi, tapi kata papih jangan pulang lewat jam 10 malam."

"Hah...rasanya aku mau memonopoli kamu sendirian." Abimanyu langsung memeluk Ishar dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ishar.

Ishar tertawa dan membalas pelukan Ishar. Beberapa suster dan dokter yang melihat Abimanyu yang begitu manja pada Ishar membuat mereka terkejut.

Karena sosok Abimanyu yang mereka ketahui adalah tegas dan dingin. Abimanyu bahkan hampir tidak pernah terlihat tersenyum saat di rumah sakit saat bekerja.

"Mari kita pergi sekarang, bukankah kamu mau mengajak aku ke suatu tempat." Ucap Ishar dengan merenggangkan pelukannya.

"Kamu benar, hari ini adalah hari yang padat untuk kita berdua." Ucap Abimanyu sembari mengedipkan matanya pada Ishar.

Abimanyu tersenyum dan Ishar hanya menatap Abimanyu dengan penuh tanda tanya. Abimanyu pun menarik tangan Ishar keluar dari rumah sakit dengan melewati koridor yang beberapa suster dan dokter yang menatap mereka.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil. Abimanyu segera mengendarai mobilnya meninggalkan kawasan rumah sakit.

Sedangkan Ishar langsung membuka jendela mobil dan melihat jalanan dengan senyuman di wajahnya. Ishar merasa sangat senang karena bisa keluar dari rumah sakit.

"Abi, apa kamu tau bahwa aku sangat senang bisa menghirup udara segar seperti ini." Ucap Ishar yang menatap jalanan di luar.

"Aku juga senang liat kamu senang." Abimanyu mengusap kepala Ishar penuh kasih sayang.

"Aku ingin melihat hari yang indah meski di hari terakhirku. Aku tidak ingin terkurung dirumah sakit." Kata hati Ishar yang menatap kedua tangannya sedih.

Ishar sangat tidak ingin menghabiskan waktunya yang tersisa dalam ruangan putih dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Ishar ingin melihat hari yang indah bersama orang-orang terkasihnya.

Kemudian Ishar melihat kalung yang terpasang dilehernya. Ishar menjadi penasaran dengan kalung pemberian Abimanyu yang begitu cantik itu.

"Abi, aku boleh nanya nggak?" Tanya Ishar.

"Apa?"

"Kenapa kamu memilih bintang untuk kalungku?"

"Karena kamu adalah satu-satunya bintang tujuan hidup aku." Ishar menatap dalam Abimanyu saat mendengar ucapan Abimanyu yang terdengar sangat tulus.

"Abimanyu apa kamu tahu bahwa bintang membutuh waktu yang lama untuh bisa terlihat dimata kita. Karena jarak bintang miliar juta kilometer dari bumi, bukankah bintang akan menjadi fatamorgana buat kamu." Ucapan Ishar membuat Abimanyu menghentikan mobilnya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang