Penjaga Putri

395 90 16
                                    

Hari ini Ishar kembali ke sekolah, ketika Ishar baru saja keluar dari mobil Lian tanpa sengaja matanya melihat Abimanyu yang baru saja memarkirkan motornya.

Ishar pun tersenyum ke arah Abimanyu dengan tangan yang melambai tapi Abimanyu tidak menanggapinya. Abimanyu hanya melihat Ishar sekilas dan kemudian berjalan tanpa menyapa Ishar.

"Abi kenapa lagi sih?" Gumam Ishar seraya melihat Abimanyu yang berjalan dengan wajah dinginnya.

"Abi lagi marahan sama lo ya?" Tanya Lian dengan menyentuh pundak Ishar pelan.

Lian merasa ada hal yang aneh saat melihat sorot mata Abimanyu yang dingin pada Ishar. Sifat Abimanyu hari ini sangat berbeda dengan biasanya pada Ishar.

"Nggak kok, mungkin dia lagi ada masalah aja. Yaudah gue duluan ya." Ishar menepuk pundak Lian sebelum beranjak pergi meninggalkan Lian terdiam di samping mobilnya terparkir.

Lian merasa khawatir pada saudaranya itu, ketika Lian berpikir tiba-tiba saja muncul sebuah nama di kepalanya.

Dengan langkah tergesa-gesa Lian pergi menuju ruangan OSIS, banyak pasang mata menatap Lian berlari di koridor. Ketika sudah berada di depan pintu ruang OSIS, Lian pun langsung membuka pintunya untuk mencari keberadaan seseorang.

"Lian? Ada apa? Kok lo buru-bur gitu sih." Kalista yang sedang membersihkan ruangan OSIS pun terkejut saat mendengar dentuman pintu karena ulah Lian.

"Kalista gue mau minta tolong sama lo." Lian berdiri tepat di depan Kalista.

"Minta tolong apa?"

"Apa lo bisa jadi teman adik gue?"

"Maksud lo jadi teman Ishar?"

"Iya. Gue butuh seseorang yang bisa liat Ishar di saat gue nggak ada di samping dia."

"Lian, tanpa lo suruh pun gue mau jadi teman Ishar. Tapi Ishar selalu saja menutupi diri dari orang lain." Ucap Kalista.

"Gue takut Kas." Kalista yang melihat Lian yang begitu khawatir pun menarik tangan Lian untuk duduk di kursi.

Kemudian Kalista mengambil segelas air dan diberikannya pada Lian. Tangan Kalista terulur menyentuh pipi Lian.

"Jangan terlalu khawatir, gue bakalan bantu lo kok buat jagain Ishar." Ujar Kalista sambil tersenyum manis.

Lian mendengar ucapan Kalista pun senang hingga tanpa sadar menarik tubuh  Kalista dan memeluknya. Kalista sangat terkejut san detak jantungnya pun menjadi tidak karuan.

"Terima kasih, lo teman terbaik gue Kal." Lian mengelus rambut panjang Kalista dengan penuh kelembutan.

"Lo orang yang gue sayang Lian, tapi gue hanya bisa jadi teman lo aja sekarang." Ucap Kalista dalam hati sambil tersenyum sendu.

Sedangkan di tempat lain Ishar baru saja sampai di kelas, saat Ishar masuk ke dalam kelas pemandangan pertama yang dia lihat adalah Abimanyu yang sudah duduk kembali di tempat duduk asalnya.

Terlihat Abimanyu asik membaca buku sambil mendengar musik menggunakan earphone. Ishar hendak menghampiri Abimanyu tapi saat melihat wajah Abimanyu yang dingin membuat dirinya mengurungkan niatnya itu.

Sultan melihat Abimanyu dan Ishar yang tidak biasa merasa curiga, Sultan akhirnya memutuskan duduk di samping Abimanyu untuk mencari tau.

"Abi, lo lagi berantem ya sama Ishar? Kenapa lo pindah duduk lagi ke sini?" Tanya Sultan dengan suara yang berbisik.

"Bukan urusan lo!" Sahut Abimanyu dan langsung menutup bukunya dengan kasar. Abimanyu beranjak pergi dari kelas tanpa memperdulikan tatapan semua orang di kelas padanya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang