Keluarga

207 35 2
                                    

Tidak terasa malam pun tiba, telihat Ishar mengenakan baju tidur bermotif beruang yang membuat penampilan Ishar seperti anak kecil.

Ishar duduk di ruang keluarga bersama Laura yang sedang menyisir rambut panjang Ishar. Laura sangat senang bisa memanjakan Ishar yang seperti ini.

"Apa selama ini kamu baik-baik saja sayang?" Tanya Laura lembut.

"Aku baik-baik aja mih. Selama ini aku tinggal bersama Nicole di Riau, aku di sana tinggal sama teman-teman aku juga."

"Mamih sangat khawatir sama kamu Ishar. Apa selama ini kamu makan dengan baik?"

"Aku makan dengan baik, tapi aku kadang kelelehan ngurus cafe."

"Seharusnya kamu kabari mamih sama papih. Kami seperti orangtua yang buruk.

"Mamih, ini bukan salah mamih ataupun papih. Tapi ini pilihan Is sendiri." Ucap Ishar yang berbalik menghadap Laura.

Laura pun tersenyum dan langsung memeluk Ishar, Lian yang baru saja turun dari tangga tertegun melihat Laura dan Ishar yang berpelukan.

Selama 4 tahun ini Lian tidak pernah melihat Laura tersenyum, Lian tau bahwa Laura sangat merindukan dan mengkhawatirkan keadaan Ishar.

"Ini semua salah gue, karena gue Ishar sama mamih harus merasa sakit hati karena saling berjauhan." Ucap batin Lian.

Kemudian Lian berjalan menghampiri Laura dan Ishar, tapi bersamaan itu seorang pengawal keluarganya datang menghampiri mereka.

"Nona muda, di depan ada tuan Nicole." Ucap pengawal itu.

"Persilahkan mereka masuk. Lain kali, jika mereka yang datang persilahkan mereka masuk." Jelas Ishar dan pengawal itu pun menganggukan kepalanya.

Setelah itu tidak lama kemudian Nicole, Antariksa dan kalista masuk ke dalam rumah. Lian sangat terkejut ketika melihat sosok Kalista yang tidak berbeda dari 4 tahun yang lalu.

Detik kemudian mata Lian bertemu dengan mata Kalista, mereka berdua saling bertukar pandang dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

"Ahemm..." dehem Ishar dan Kalista pun segera mengalihkan pandangannya dari Lian.

"Kak Is, aku udah bawa Kalista sesuai perintah kakak. Tapi sisa baju-baju Kalista besok aku antar." Ujar Nicole.

"Baiklah, terima kasih."

"Oh ya, kakak kita perlu bicara. Antariksa mendapatkan informasi tentang Abi." Ishar terdiam dengan wajah yang menjadi pucat.

"Kamu bicara aja dulu sama mereka, biar mamih yang antar Kalista ke kamar tamu." Laura paham bahwa Ishar ingin membicarakan hal serius.

Ishar menatap Laura dengan mata berkaca-kaca, sedangkan Laura tersenyum tipis sembari mengusap lembut kepala Ishar.

Kemudian Ishar pun keluar bersama Nicole dan Antariksa disampingnya. Sedangkan Lian yang melihat Laura merangkul Kalista pun tidak bisa mengalihkan matanya.

Lian hendak mengambil tangan Kalista, tapi Lian mengurungkan niatnya itu. Lian hanya bisa mengepal kedua tangannya seraya melihat Kalista dan Laura yang naik menuju kamar yang ada disamping kamarnya.

"Gimana caranya gue bisa minta maaf sama lo? Gue banyak salah sama lo Kalista." Ucap batin Lian.

Sedangkan di taman terlihat Ishar duduk di kursi taman dengan Nicole dan Antariksa yang berdiri di depannya.

"Is, ini gue dapat informasi dari ketua DEVIL terdahulu. Dia bilang, kalau beberapa hari yang lalu Abi pernah bilang kalau dia mau keluar dari DEVIL." Ucap Antariksa dengan hati-hati.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang