Keputusan Hati

155 22 0
                                    

"Untuk kasus Rere kita belum bisa bernafas lega, saat waktu penangkapan Rere pergi meninggalkan rumahnya dan sekarang polisi melakukan pencarian." Ucap Jhosep yang duduk di sofa ruangan kerja Abimanyu.

"Sebaiknya lo lebih hati-hati, cewek itu bisa melakukan apapun meski melakukan kriminal sekalipun." Ujar Sean berdiri di dekat jendela.

"Oke, lo berdua jangan sampai lengah untuk kasus Alfero. Karena Alfero yang menjadi kandidat pewaris maka bokap dia akan melakukan apapun untuk membebaskannya." Abimanyu menatap ke arah Jhosep sembari melepaskan kacamatanya.

Kemudian Abimanyu berdiri dan melepaskan jas dokternya. Abimanyu menuju pintu ruangannya, Sean dan Jhosep menatap Abimanyu penuh tanda tanya.

"Apa lo mau keruangan Ishar? Kenapa beberapa hari ini lo selalu datang saat Ishar sudah tidur?" Jhosep curiga bahwa sudah terjadi sesuatu diantara Abimanyu dan Ishar.

"Karena gue sibuk. Gue cuman ada waktu di malam hari." Sahut Abimanyu  tanpa menatap wajah Jhosep.

"Apa maksud lo njirr? Gue tau lo lagi ngindarin Ishar sekarang. Apa lo lagi berantem sama dia?"

"Lebih tepatnya dia yang nggak mau liat gue."

"Apa?!"

"Secara tidak langsung, lamaran gue di tolak." Ucap Abimanyu dan langsung keluar dari ruangannya.

Jhosep dan Sean yang mendengar pun sangat terkejut. Mereka tidak menduga bahwa Ishar akan menolak lamaran Abimanyu, yaitu sosok yang sangat dicintai Ishar selama ini.

Sedangkan Abimanyu sekarang berjalan menuju ruangan Ishar. Koridor yang sepi membuat langkah Abimanyu terdengar jelas, hingga Abimanyu sampai di depan ruangan Ishar.

Abimanyu merasa ragu untuk membuka pintu tersebut, tapi detik kemudian Abimanyu membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

Abimanyu melihat Ishar yang sudah tertidur dengan pulas. Abimanyu duduk di samping brankar Ishar, Abimanyu menyentuh pipi Ishar dengan hati-hati agar Ishar tidak terbangun.

Sentuhan lembut itu pun membuat ibu jari Abimanyu mengusap bibir tipis Ishar. Bibir yang selalu membuat Abimanyu kehilangan fokus sekarang hanya bisa Abimanyu liat secara diam-diam karena tidak bisa menemui Ishar secara langsung.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak menerima lamaranku Is? Apa karena aku selalu saja membuat kamu menangis?" Tanya Abimanyu pada Ishar yang tertidur pulas.

"Tuhan, aku hanya ingin hidup bersama Ishar. Mungkin aku sudah melakukan banyak kesalahan hingga membuat dia selalu menangis. Jangan biarkan penyakit itu merenggut Ishar dariku, jika aku bukan yang terbaik untuknya maka buatlah dia bahagia." Doa Abimanyu dengan menyentuh kepala Ishar sambil mengusapnya lembut.

"Jika nanti ada kehidupan lagi, jangan biarkan aku mencintai orang lain selain Ishar. Meski aku mati dan hidup kembali aku hanya ingin Ishar yang ada disampingku." Lanjut Abimanyu dan mencium hidung Ishar.

"Maaf, jika aku belum bisa membuatmu bahagia Ishar. Maafkan aku." Ucap Abimanyu.

Setelah itu Abimanyu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Ishar. Saat pintu ruangan tertutup, mata Ishar terbuka secara perlahan.

Ishar mendengar permintaan maaf Abimanyu dan hal itu membuat Ishar merasa bersalah. Ishar bingung harus bagaimana, Ishar tidak ingin semakin menyakiti Abimanyu yang mengharapkan hidup bersamanya.

Ishar tidak bisa membayangkan bagaimana Abimanyu jika dirinya tidak ada. Ishar tidak ingin Abimanyu menikah dengan orang yang bahkan waktu hidupnya hanya sebentar.

"Aku tidak tau kapan aku masih bisa bernafas Abi, jika aku pergi maka kamu akan sendirian lagi dan hati kamu akan kembali menjadi batu." Ucap Ishar yang menangis lirih.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang