Tidak Terlepas

243 35 4
                                    

Sekarang menunjukkan pukul 17:45, Abimanyu yang baru saja keluar selesai mandi dan terdiam melihat Ishar yang sekarang tertidur pulas setelah menangis yang cukup lama.

Abimanyu mendekati Ishar yang tertidur pun mengambil tangan Ishar dan menggenggamnya dengan erat.

Abimanyu mencium lembut tangan Ishar, Abimanyu menatap Ishar dengan rasa takut. Abimanyu takut jika Ishar akan pergi meninggalkan dirinya lagi.

"Is, kenapa lo selalu aja pergi dari gue. Lo selalu aja menjauh dari gue, apa lo nggak tau kalau gue hampir gila karena lo pergi." Ucap Abimanyu.

"Gue berusaha keras menuruti permintaan lo buat nggak nyari lo, itu semua gue lakuin karena gue menghormati keputusan lo. Tapi kali ini, gue nggak bisa biarin lo pergi lagi." Lanjut Abimanyu dengan suara yang bergetar.

Abimanyu mencoba menenangkan pikirannya sejenak, Abimanyu mencium pipi Ishar dan berjalan keluar dari kamar untuk membiarkan Ishar beristirahat.

Saat pintu kamar tertutup, mata Ishar pun terbuka dan sontak wajah Ishar memerah ketika Ishar menyentuh pipinya yang baru saja dicium oleh Abimanyu.

Ishar yang merasa hawa panas pun segera menutup wajahnya dengan selimut, dada Ishar terus saja berdebar dengan keras hingga Ishar menekan dadanya.

"Wild fox!" Runtuk Ishar dengan wajah yang merah padam.

Sedangkan Abimanyu yang baru saja menuruni tangga, langsung mendapatkan tatapan penuh selidik dari teman-temannya.

Sultan yang melihat rambut Abimanyu yang basah membuat pikiran Sultan berkeliaran kemana-mana. Bimo menatap tajam ke arah Abimanyu dan berbeda dengan Riko yang hanya menatap Abimanyu dengan acuh.

Abimanyu mengambil martabak manis yang ada di atas meja dan memakannya dengan santai. Kemudian Riko memberikan sebuah goodie bag berwarna hitam pada Abimanyu.

"Itu bubur sama susu kotak sesuai pesanan lo." Ucap Riko.

"Thanks, kalau gitu gue balik ke atas." Abimanyu berjalan menuju tangga.

"Abi, siapa cewek itu. Lo bukan cowok yang bisa bawa cewek sembarangan." Ucapan Bimo sontak membuat langkah Abimanyu terhenti.

"Apa lo mencurigai gue? Gue nggak peduli sama sudut pandang lo semua, karena ini kehidupan gue." Mata elang Abimanyu menghunus tajam ke arah Bimo dan suasana pun menjadi hening.

"Gue nggak percaya, kalau seorang Abimanyu Putra Dewantara sekarang suka main cewek setelah berakhir dengan Ishar."

"Terkadang kita harus bersikap buruk untuk orang lain."

"Berhentilah bersikap gila Abimanyu! Lo kira, lo bisa melampiaskan perasaan lo ke cewek lain." Bimo berdiri dengan penuh amarah.

"Lo sudah bertahun-tahun kenal gue, tapi lo nggak bisa paham dengan jalan pikir gue." Ucap Abimanyu dan Bimo pun terdiam membeku.

Setelah mengatakan itu, Abimanyu berjalan menuju kamar orangtuanya dan mengambil baju bekas bundanya untuk Ishar.

Selesai mengambil baju, Abimanyu kembali ke kamarnya untuk menemui Ishar. Tapi saat Abimanyu masuk, Abimanyu harus melihat Ishar yang sedang berdiri di balkon dengan memegang selimut yang dia ikat untuk menjadi tali dia turun.

"Abi?!" Ishar sangat terkejut melihat Abimanyu yang datang saat dirinya hendak kabur.

Abimanyu menghela nafas berat, Abimanyu meletakkan baju dan bubur yang dibawa di atas meja. Kemudian Abimanyu berjalan menghampiri Ishar yang ada di balkon.

"Apa lo berniat kabur dari gue lagi?" Tanya Abimanyu sambil menarik tangan Ishar.

Abimanyu mengangkat tubuh Ishar dan Ishar pun mengalungkan kedua tangannya di leher Abimanyu. Ishar menatap wajah Abimanyu yang sekarang sejajar dengannya.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang