Flashback 1

265 56 3
                                    

3 Tahun yang lalu...

"Lian! Lo pasti jemput gue kan?" Tanya Ishar ketika turun dari mobil.

"Kalau lo nggak bisa nunggu gue, gimana pak budi aja yang jemput lo." Ujar Lian sambil mencubit pipi Ishar.

"Gue mau lo yang jemput gue."

"Oke, selesai perlombaan gue akan jemput lo."

"Awas aja lo lupa!"

"Iya bawel, gue ingat!"

"Yaudah, lo hati-hati. Pak budi, bawa mobilnya jangan ngebut." Ucap Ishar pada Lian sembari mengingati supirnya.

"Baik non." Pak budi tersenyum melihat interaksi Ishar dan Lian yang menggemaskan.

Setelah itu Lian melambaikan tangannya pada Ishar dan mobilnya pun beranjak menjauh dari kawasan sekolahan.

Kemudian Ishar berjalan masuk ke dalam sekolah dengan langkah santai sambil membaca komik kesukaannya. Di saat Ishar berjalan, semua orang yang melewatinya menyapanya.

Ishar adalah siswi yang sangat pintar, terlebih lagi Ishar memiliki wajah yang cantik dan manis membuat semua orang ingin mendekatinya.

Kepribadian Ishar yang begitu ramah membuat orang menyukainya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya dengan akrab.

"Lo nggak ikut nonton Lian lomba?" Tanya Rere yaitu orang yang merangkul pundaknya.

"Gue terpaksa nggak bisa ikut, karena hari ini gue ada jadwal latihan olimpiade." Ucap Ishar murung.

"Oh, sama Alfero ya."

"Iya, gue sama dia harus belajar nonstop karena sebentar lagi perlombaannya."

"Lo sama Alfero cocok banget ya, lo pasti suka ya sama Alfero." Goda Rere.

"Gue cuman temanan aja sama dia, seharusnya gue yang tanya ke lo. Gimana hubungan lo sama Lian, apa lo nggak kerepotan sama tingkah Lian?" Ujar Ishar dan sontak membuat Rere tertawa.

Ishar terkadang bingung bagaimana bisa Rere dan Lian berpacaran, Ishar sangat tau sikap anggun Rere karena dia adalah sahabat dekatnya.

Tapi sosok Lian yang sangat antusias dalam situasi apapun membuat perbedaan jauh. Terkadang Ishar berpikir bahwa Lian memaksa Rere untuk menjadi pacarnya.

"Lian baik kok, dia pacar yang sangat perhatian." Wajah Rere terlihat malu-malu ketika menyebut nama Lian.

"Gue malah nggak ada kepikiran buat pacaran. Menurut gue, pacaran hanya buat masa depan gue suram." Ujar Ishar.

"Lo memang cewek gila prestasi banget."

"Gue gitu loh!" Ishar tertawa karena kepercayaan dirinya.

Setelah itu mereka berdua pun berjalan menuju kelas mereka. Di saat melewati lapangan Alfero berlari menghampiri Ishar dan Rere.

"Is, ini buku buat lo. Gue rasa buku ini cocok buat pembelajar olimpiade kita." Ujar Alfero.

"Hah? Beneran lo kasih ke gue?!" Ishar dengan wajah senang mengambil buku tersebut.

Alfero yang melihat wajah senang Ishar pun merasa debaran di dadanya. Alfero memang menyukai Ishar tapi Ishat sangat sulit untuk di dekati, hingga Alfero berusaha keras untuk mendapatkan perhatian Ishar untuknya.

"Gue harap kita bisa menang dalam perlombaan ini." Alfero mengusap kepala Ishar tapi dengan cepat Ishar mengalihkan tangan Alfero agar tidak mengacak rambutnya.

"Itu pasti, karena nggak ada kata kalah untuk Ishar." Ishar tertawa ceria pada Alfero.

Alfero ataupun laki-laki lain yang berada di sekitar mereka tidak bisa mengalihkan matanya dari Ishar. Seketika sorot mata Rere yang ceria menjadi sorot mata iri.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang