Pacar Yang Pintar

367 79 5
                                    

Pagi ini Ishar dan Lian pergi ke sekolah dengan mobil masing-masing.

Ketika Ishar keluar dari mobil, Lian dengan cepat keluar dari mobil dan mengejar Ishar. Lian berlari dan menggapai tangan Ishar dan menggenggamnya.

“Ishar dengarin gue dulu.” Ujar Lian.

“Lian, gue ada kuis hari ini. Lepasin, gue mau ke kelas.”

“Lo marah sama gue?”

“Kapan gue bisa marah sama lo Li?”

“Terus kenapa lo kaya gini? Gue tau lo marah sama keadaan ini, tapi gue yakin papih sama mamih ninggalin kita selama ini pasti ada alasannya.”

“Alasannya karena gue bukan anak yang baik. Gue nggak pantas jadi anak mereka.”

“Kata siapa lo nggak pantas? Keluarga kita nggak lengkap kalau tanpa lo Is.” Lian menggenggam tangan Ishar dan menyakinkan bahwa dugaannya itu salah.

Lian tidak ingin melihat Ishar merasa bahwa semua ini kesalahannya, Lian tidak ingin Ishar menganggap orang tuanya tidak menginginkannya.

Karena Lian percaya bahwa orang tuanya sangat menyanyangi mereka berdua tapi terpaksa harus meninggalkan mereka berdua.

“Lo percayakan sama gue?” tanya Lian melembut.

“Iya gue percaya sama lo.” Ishar memeluk kembarannya itu, Ishar selalu menurut ucapan Lian karena menurutnya Lian adalah panutan.

“Yaudah, kalau gitu lo ke kelas aja.” Ishar menganggukan kepalanya dan berjalan menuju kelas dan meninggalkan Lian yang masih berdiri diam menatap punggungnya.

Tidak jauh dari Lian, Abimanyu berdiri di belakang Lian dengan menatap seduh Ishar yang berjalan menuju kelas.

Abimanyu pun berjalan menuju kantin untuk membelikan susu kotak rasa strawberry untuk Ishar.

Saat Abimanyu hendak mengambil susu strawberry, tiba-tiba sebuah tangan mengambil susu kotak rasa cokelat sontak membuat Abimanyu melihat ke arah samping.

Seketika mata Abimanyu menatap tajam pada orang yang ada di sampingnya itu yaitu Gara.

“Kalau lo mau ngasih Ishar susu, kasih rasa cokelat. Ishar suka rasa cokelat.” Ujar Gara dan seketika tangan Abimanyu terkepal saat mendengar ucapannya itu.

Tapi detik kemudian muncul senyuman seringai yang menakutkan di wajah tampan Abimanyu.

Tangan Abimanyu terulur untuk menepuk pelan pundak Gara, dan perlahan Abimanyu mendekatkan wajahnya dengan telinga Gara.

“Gue nggak butuh bantuan lo, gue akan buat Ishar menyukai gue dengan cara gue sendiri.” kata Abimanyu dengan penuh penekanan.

Setelah itu Abimanyu berjalan tanpa memperdulikan Gara, Abimanyu ingin secepatnya menghampiri Ishar.

Ketika Abimanyu masuk ke dalam kelas, Abimanyu melihat Ishar yang belajar dengan serius.

Padahal Abimanyu yakin tanpa belajar pun Ishar bisa menjawab kuis hari ini.

“Baru juga pagi dan lo udah belajar?” tegur Abimanyu yang langung duduk di samping Ishar.

“Kuis kali ini gue harus dapat nilai sempurna. Kuis kemaren gue udah kalah sama lo.” wajah Ishar menjadi cemberut dan hal itu membuat kesan lucu di mata Abimanyu.

“Oke, gue ada pertanyaan yang gue yakin bakalan keluar di kuis kali ini.”

“Apa pertanyaannya? Kasih tau gue dong.”

“Gue mau aja sih kasih tau, tapi lo harus janji sama gue.”

“Janji apa?!”

“Hari ini temanin gue ke toko buku.”

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang