Hari ini Ishar berangkat lebih pagi ke sekolah menggunakan mobil sendiri. Ishar berjalan menuju rooftop untuk menenangkan dirinya.
Ishar duduk di sofa dengan sorot mata yang lelah. Semenjak insiden Ishar yang bertengkar dengan orang tuanya, Ishar berusaha menghindari untuk tidak bertemu.
"Kenapa seperti ini?" Gumam Ishar dengan suara yang sedikit serak.
"Lo kenapa?" Tanya Abimanyu yang tiba-tiba berdiri di belakang Ishar.
"Abi? Lo datang sepagi ini?" Pertanyaan Ishar diabaikan oleh Abimanyu begitu saja.
Abimanyu berjalan menghampiri Ishar dan mengancingkan jaket denim Ishar. Setelah itu, sesaat Abimanyu melihat wajah Ishar yang seakan menyembunyikan sesuatu.
Abimanyu bisa melihat dengan jelas lingkaran mata yang ada di mata Ishar, mata merah Ishar memperjelas Abimanyu bahwa Ishar sedang menghadapi masalah.
"Jangan disini, lo bisa masuk angin. Hari ini mendung, kalau disini terus lo bisa kehujanan." Abimanyu menarik tangan Ishar untuk berdiri.
"Kemana? Gue lagi nggak mau ke tempat ramai Abi."
"Iya gue tau, lo butuh tempat sepi. Gue akan ajak lo ke tempat yang sepi."
"Dimana?"
"Ikut gue aja dulu."
"Abi, maaf..."
"Maaf kenapa?"
"Kemaren malam gue nggak bisa dihubungin, tapi selamat buat kemenangan lo. Lo memang pantas buat menang Abi." Ucap Ishar dan Abimanyu hanya diam.
Abimanyu diam dan hanya menarik tangan Ishar keluar dari rooftop. Ishar melihat Abimanyu yang diam pun paham, Abimanyu tidak ingin membahas tentang kemenangannya.
Ishar tau bahwa Abimanyu tidak mau membahas hal itu karena ingin menghargai perasaannya. Abimanyu tidak ingin membuat Ishar sedih karena kalah perlombaan.
Kemudian langkah Abimanyu berhenti di depan kelas Gara. Ishar pun bingung kenapa Abimanyu malah berhenti di depan kelas Gara.
"Lo tunggu disini, gue mau ambil kunci sama Gara." Ucap Abimanyu.
Abimanyu pun masuk ke dalam kelas Gara untuk meminta sebuah kunci, Gara yang melihat wajah Abimanyu yang begitu serius mengurungkan niatnya untuk bertanya kenapa meminjam kunci padanya.
Setelah itu Abimanyu keluar dan kembali membawa Ishar ke bagian koridor yang sudah lama tidak digunakan. Hingga Abimanyu berhenti di depan pintu gudang.
"Kenapa lo ajak gue ke sini?" Tanya Ishar.
"Ini tempat anak-anak DEVIL, tapi yang punya wewenang masuk ke sini cuman gue sama Gara. Lo jangan khawatir di dalam nggak kotor, karena Gara selalu ngebersihinnya."
"Abi, makasih. Lo udah peduli sama gue, maaf kalau gue belum bisa bilang apa-apa sama lo."
"Gue nggak papa, gue nggak suka liat muka murung lo. Lo cantik kalau lagi bawel Is."
"Abi, apa lo bisa nerima gue apa adanya?" Tanya Ishar dengan mengeratkan genggaman tangannya pada Abimanyu.
Abimanyu terdiam dan melihat wajah Ishar yang melihat kerutan di wajahnya yang menyimpan banyak masalah dengan perasaan iba.
Abimanyu sadar bahwa Ishar takut jika dirinya mengetahui tentang masa lalunya dengan Alfero. Abimanyu mendekati wajahnya dengan wajah Ishar sehingga jika di lihat dari belakang Abimanyu seperti mencium Ishar.
Tidak jauh dari sana terlihat Rere mengambil foto itu dan segera menjauh dari tempat itu agar tidak ketahuan.
"Gue nggak peduli dengan omongan orang lain, kalau gue udah milih lo sebagai pacar gue berarti gue udah percaya sama lo." Ucap Abimanyu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCUBO [END]
Teen FictionINCUBO dalam bahasa Italia artinya adalah "Mimpi Buruk" Siapa yang tidak tau dengan Abimanyu Putra Dewantara ketua DEVIL generasi ke-dua yang mendapatkan julukkan "Perfect Boy". Abimanyu adalah anak emas bagi para guru-guru, tidak hanya mengandalkan...