Yang Terbaik

286 49 1
                                    

Tidak terasa satu minggu berlalu setelah kepergian Amira, dan selama itu Abimanyu hanya berdua dengan Nada dirumah.

Altas sudah satu minggu tidak kembali ke Jakarta setelah pemakaman Amira. Abimanyu tidak menduga bahwa Altas akan bersikap seperti itu, bahkan tidak menanyakan kabar Nada.

"Nada, hari ini abang bakalan telat buat jemput kamu. Jadi jangan pulang duluan, tunggu abang aja jemputnya." Nada hanya diam dan menganggukan kepalanya.

"Yaudah, kamu masuk gih." Ucap Abimanyu sambil mengusap kepala Nada.

"Iya, abang juga hati-hati." Ucap Nada.

Setelah itu Nada keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam sekolahannya. Selesai memastikan Nada sudah masuk, Abimanyu melajukan mobil menuju sekolahannya.

Abimanyu mengendarai mobil dengan santai, kemudian Abimanyu memikirkan bagaimana cara untuk memastikan bahwa Altas tidak bisa mengganggu Ishar.

Karena Altas bukanlah orang yang lemah lembut, Abimanyu takut jika Ishar akan mengalami hal buruk. Abimanyu sangat tau bahwa bagi Altas, Dewantara adalah segalanya maka dari itu Altas menguasai impian dan hidupnya.

"Sebenarnya apa yang dilakukan papah selama ini di Bali?" Gumam Abimanyu.

Saat Abimanyu hendak masuk ke dalam sekolahan, tiba-tiba sebuah mobil menyelipnya dan mata Abimanyu membulat ketika melihat mobil itu hampir saja menyerempet Ishar.

"Ishar!" Teriak Abimanyu di dalam mobil.

Untung saja di dekat Ishar ada Antariksa yang langsung menarik Ishar . Abimanyu dengan cepat keluar dari mobil dan berlari menghampiri Ishar dan Antariksa.

"Ishar, lo nggak papa? Apa ada yang luka?!" Tanya Abimanyu dengan mengangkat tangan Ishar untuk melihat keadaan Ishar yang tidak terluka.

"Gue baik-baik aja Abi, untung aja Antariksa narik gue tadi." Sahut Ishar sembari mengusap lengan Abimanyu agar bisa lebih tenang.

Tapi Abimanyu yang geram melihat ke arah mobil yang baru saja hampir menabrak Ishar dan tidak lama kemudian sosok Rere keluar dari mobil itu.

Rere hanya tersenyum menyeringai dan hal itu membuat amarah Abimanyu terpancing.

Abimanyu hendak berjalan menghampiri Rere, tapi dengan cepat Ishar menahan tangan Abimanyu dan menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak ngerti sama jalan pikir tuh cewek!" Abimanyu mengepal kedua tangannya menahan amarah.

"Udah, kalau lo ngelawanin dia sama aja buat dia menang. Dia emang cewek egois Abi, jadi biarkan aja." Ishar berusaha melembut agar Abimanyu bisa tenang.

"Yaudah, gue lega kalu lo nggak papa."

"Oh iya Abi, gimana kabar Nada?"

"Nada baik tapi dia jadi lebih pendiam."

"Besok kalau gue ajak Nada main boleh nggak?"

"Main? Kemana?" Tanya Abimanyu sambil menyelipkan rambut Ishar yang menutup sebagian wajahnya kebelakang telinga.

"Ke toko buku." Abimanyu pun tertawa kecil mendengar Ishar yang menyebut toko buku sebagai tempat main.

Antariksa yang mendengar hal itu pun merasa dongkol, karena melihat interaksi pasangan anak pintar dari satu sekolah.

"Cowoknya sama ceweknya sama aja, buku mulu sampai gue mau muntah liatnya." Ucap Antariksa dalam hati.

Kemudian Antariksa memberi isyarat pada Abimanyu untuk membuat Ishar meninggalkan mereka berdua berbicara.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang