Terima Kasih

235 32 0
                                    

"Kenapa lo nggak tinggal di hotel aja?" Ujar Antariksa saat melihat sosok Ishar yang baru saja terbangun dari tidur di meja kerja milik kakeknya.

"Gue harus ngerjain tugas kakek gue. Lo sendiri kenapa datang ke sini? Apa lo butuh sesuatu?" Tanya Ishar sembari mengucak matanya yang masih terasa berat.

"Gue disuruh sama Abi buat ngasih lo ini." Antariksa memberikan goodie bag berwarna putih pada Ishar.

Ishar pun mengambil goodie bag itu dan Ishar tertegun ketika melihat susu kotak dan beberapa cemilan yang Ishar sukai.

Tapi dari semua makanan itu, mata Ishar tertuju pada ikat rambut berbentuk buah ceri yang terlihat sangat imut.

"Abi sangat khawatir sama lo. Kalau lo nggak sibuk, lo bisa liat dia di rumah sakit yang sama di tempat kakek lo. Abi magang disana." Jelas Antariksa.

Ishar hanya diam dan Ishar mengabil sebuah kertas kecil yang ada di dalam goodie bag. Antariksa yang melihat Ishar terdiam ketika melihat surat Abimanyu pun menghela nafas pelan.

Antariksa mengusap kepala Ishar pelan dan kemudian Antariksa keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan Ishar untuk membaca surat itu sendirian.

Untuk Ishar yang Pintar...

Gue tau sekarang lo belum makan, gue nggak mau liat lo sakit. Setidaknya minum susu kotak yang gue kasih. Kalau lo butuh sandaran, pundak gue selalu free buat lo.

Dari Abimanyu sang Rival

Sudut bibir Ishar terangkat ketika membaca surat dari Abimanyu. Tulisan tangan Abimanyu tidak pernah berubah dari dulu, Ishar pun mengusap lembut surat itu sambil tersenyum.

"Gue nggak tau harus ngomong apa sama lo Abi. Lo adalah sosok istimewa bagi gue, terima kasih lo sudah hadir dalam hidup gue." Ucap Ishar dengan memeluk surat itu.

Setelah itu Ishar mengambil ikat rambut yang diberikan Abimanyu padanya dan mengikat rambutnya menjadi satu dengan beberapa rambut yang menjuntai di samping telinganya.

Hari ini sudah 3 hari Ishar berada di Jakarta, selama 3 hari itu Ishar tidur di kantor milik kakeknya dan Ishar pun selalu telat untuk makan.

Tapi setelah mendapatkan surat Abimanyu, perasaan Ishar menjadi senang dan sedikit bersemangat karena sudah mendapatkan makanan kesukaannya dari Abimanyu.

Sedangkan di tempat lain Abimanyu berada di ruangannya. Abimanyu sedang melakukan pengecekan data medis dengan wajah yang serius.

"Apa Ishar sudah makan ya? Gue khawatir banget sama dia." Gumam Abimanyu.

"Abimanyu apa kita bisa berbicara sebentar?" Tanya Abraham saat membuka pintu ruangan Abimanyu.

"Silahkan om, aku juga sudah selesai dengan tugasku."

"Baguslah, aku rasa kamu bisa secepatnya mengajukan sidang skripsimu."

"Aku sudah mengajukannya, dan jadwal sidangku 3 minggu lagi."

"Baguslah, kalau begitu kamu bisa menggantikan posisi papahmu dengan cepat." Ucapan Abraham membuat Abimanyu terkejut.

"Apa maksud om? Aku tidak ada berniat mengambil jabatan papah secepat ini." Ucap Abimanyu dengan kerutan di keningnya.

Abraham pun menghela nafas berat dan kemudian Abraham menyerahkan sebuah berkas pada Abimanyu. Abimanyu yang penasaran langsung membuka berkas tersebut.

Abimanyu membaca berkas itu dengan teliti, tapi detik kemudian mata Abimanyu melebar saat melihat namanya tertulis di atas materai yang mengatakan Abimamyu sebagi pewaris utama keluarga Dewantara.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang