Perlahan

221 46 0
                                    

"Ishar!" Teriak Abimanyu yang berlari di koridor rumah sakit bersama anggota DEVIL lainnya.

Ishar yang duduk dengan baju yang penuh darah hanya diam membeku dengan mata yang berkaca-kaca. Abimanyu menggenggam lembut tangan Ishar dan perlahan mengatur nafasnya yang terengah karena berlari.

"Abi, Nada di tabrak di depan mata gue. Maaf, maafin gue nggak bisa jaga dia." Ucap Ishar dengan Nada yang bergetar.

"Lo tenang aja, Nada pasti baik-baik aja." Abimanyu berusaha menenangkan Ishar meski dalam dirinya sangat gelisah dengan keadaan Nada.

"Gue takut, Nada sekarang di ruang ICU."

"Nada baik-baik aja, sekarang lo cuci tangan. Bimo akan nemanin lo, gue harus liat keadaan Nada dulu."

"Tapi-"

"Gue mohon Is, turuti ucapan gue." Abimanyu mengusap kepala Ishar sembarinya menatapnya lembut.

Kemudian Ishar pun menganggukan kepalanya dan berjalan menuju toilet untuk mencuci tangannya dengan di teman Bimo di sampingnya.

Setelah melihat Ishar yang sudah menjauh, Abimanyu pun masuk ke ruangan ICU dimana Nada berada sekarang.

"Bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Abimanyu pada seorang dokter di depannya.

"Pasien dalam keadaan kritis, pasien telah banyak kehilangan darah dan kepalanya mengalami benturan keras hingga tulang tengkoraknya mengalami keretakan." Jelas dokter itu.

Seketika nafas Abimanyu tersendat dan mulai mendekati Nada yang sekarang terbaring lemah dengan masker oksigen dan selang infus yang menusuk tangannya.

Mata Abimanyu merah dan berair kemudian Abimanyu menggenggam tangan Nada dengan lembut. Abimanyu melihat air mata Nada yang mengalir dalam keadaan tidak sadar.

"Adek, apakah sangat sakit? Apa abang terlalu menahanmu?" Tanya Abimanyu pelan.

Abimanyu merasa sangat kosong karena melihat keadaan adik perempuan satu-satunya yang sekarang terbaring lemah dan tidak tau bagaimana keadaan selanjutnya.

"Bagaimana keadaan Nada?!" Tanya Altas yang baru saja datang dan membuka pintu dengan keras.

Abimanyu pun berbalik dan menatap Altas dengan sorot mata kebencian. Abimanyu berjalan mendekati Altas dan sekarang mereka berdua berdiri berhadapan.

"Bagaimana perasaan papah, ketika melihat orang yang kita sayangi dalam bahaya?" Sindir Abimanyu dengan suara dinginnya.

Altas hanya bisa diam tanpa menjawab ucapan Abimanyu, setelah itu Abimanyu keluar dari ruangan tersebut. Tapi saat Abimanyu keluar, Ishar berdiri dengan menatapnya khawatir.

"Abi, apa lo baik-baik aja?" Tanya Ishar.

Anggota DEVIL lain juga menatap Abimanyu dengan rasa khawatir, tapi kemudian Abimanyu berjalan mendekati Ishar dan langsung memeluknya.

Abimanyu memeluk Ishar dengan erat dan Ishar pun tersadar saat merasakan pundaknya yang terasa basah. Ishar pun tau bahwa sekarang Abimanyu menangis tanpa suara.

Ishar pun hanya bisa mengusap punggung Abimanyu pelan karena Ishar tidak bisa mengatakan apapun karena situasi sekarang seperti jalan buntu tanpa cahaya.

Sedangkan di ujung koridor terlihat Sean dan Jhosep berdiri. Tangan Sean terkepal kuat dan Jhosep tersenyum menyeringai.

"Bukankah lo sudah tau siapa pelakunya? Apa perlu kita habisi malam ini?" Ujar Jhosep.

"Gue lagi nggak mau ngotorin tangan gue." Sean mencoba menahan amarahnya meski perasaannya sangat khawatir pada Nada.

"Apa lo mau ketemu sama Nada dulu, biar gue urus supaya lo nggak ketahuan."

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang