Datangnya Penjahat

211 37 9
                                    

Setelah mengembalikan Ishar ke dalam kamar terlihat Ivan, Laura, Lian dan Kalista berada di ruang tengah.  Nampak wajah mereka yang sedih.

Lian melirik ke arah Kalista yang ada disampingnya. Lian melihat bahwa tangan Kalista yang pucat karena kedinginan.

"Pakai sweatear gue, lo pasti kedinginan karena keluar pakai baju setipis itu." Ucap Lian sembari menyampirkan sweatear ke tubuh Kalista.

Kalista tertegun dan langsung menundukkan kepalanya. Kalista tidak ingin mengharapkan harapan yang palsu untuk mengharapkan perasaan Lian.

"Kalista, bagaimana bisa Ishar menderita sleep walking? Apa lagi ini sudah berlangsung sangat lama." Ucap Ivan.

"Semenjak Ishar meninggalkan Jakarta 4 tahun lalu, Ishar sudah mengalami sleep walking itu. Tapi Ishar tidak pernah memgetahui hal itu, karena kami semua menyembunyikannya." Jelas Kalista jujur tanpa berbohong.

"Apa karena itu tubuh Ishar menjadi sangat kurus?" Tebak Laura dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya tante. Kesehatan Ishar menurun karena menderita hal itu, stress dan tekanan yang membuat Ishar tidak bisa sembuh dengan cepat. Ishar selama 4 tahun ini menjadi sangat pendiam dan sering menangis."

"Aku sangat berterima kasih denganmu Kalista, kamu sudah menjaga putriku disaat kami tidak ada bersama dengannya. Aku seperti orangtua yang buruk."

"Tante bukan orangtua yang buruk, ini semua kesalahan orang yang sudah membuat kehidupan Ishar menjadi kacau."

"Aku tau itu, tapi seharusnya aku ada dan bisa memeluk putriku saat dia menangis." Laura merasa sangat bersalah pada Ishar.

Ivan yang melihat Laura menangis karena rasa bersalahnya langsung memeluknya dan mengusap kepalanya untuk menenangkannya.

"Dengar Laura, yang dikatakan oleh Kalista itu adalah benar. Ini bukan kesalahan kita ataupun Ishar, tapi ini salah orang yang sudah membuat keluarga kita terpecah belah." Ucap Ivan menggeram amarah.

Ivan ingin sekali membalas keluarga Anggara, karena Alfero putra keluarga besar Anggara adalah sosok yang sudah menghancurkan kehidupan Ishar yaitu putri kesayangannya.

Tapi Ivan tidak bisa melakukan apapun, karena Ivan tidak ingin berhubungan dengan calon dewan yang akan bersaing dengan partai mertuanya.

Yang membuat Ivan tidak ingin terlibat karena Ivan tidak ingin Laura kembali ke dunia politik yang akan membuat penyakit mental istrinya kembali kambuh.

"Aku harus apa Tuhan? Disatu sisi putriku tersakiti dan disatu sisi lagi aku tidak ingin istriku mengalami sakit seperti dulu yang harus membuat dirinya berjauhan dengan keluarganya." Ucap batin Ivan.

"Tante sama om jangan sedih, Ishar pasti baik-baik aja. Karena sekarang Ishar sudah kembali ke keluarganya."  Ucapan Kalista membuat hati Ivan dan Laura sejuk.

"Terima kasih sayang, kamu sekarang juga bagian dari kelurga kami juga. Ishar sangat peduli denganmu, dia menyanyangimu seperti saudaranya." Ucap Laura sembari tersenyum dengan mata yang sembab.

"Iya tante. Sekarang sebaiknya tante sama om kembali istirahat, ini sudah sangat larut."

"Baiklah Kalista, kamu juga cepatlah istirahat." Ucap Laura.

Setelah itu Ivan menggandeng tangan Laura kembali ke kamar mereka. Kalista juga berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda.

Kalista yang berjalan dengan mata yang mengantuk tidak sadar bahwa Lian mengikutinya dibelakang. Saat Kalista membuka pintu kamarnya, Lian menerobos masuk dengan menarik tubuh Kalista.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang