Ketakutan Takdir

167 20 0
                                    

Sudah dua hari Abimanyu dinas di Bali, dan Ishar hanya di rumah sembari membantu pekerjaan kakeknya dengan bantuan Antariksa dan Kalista.

Sekarang menunjukkan pukul 21:15 dan pekerjaannya pun baru saja selesai. Antariksa dan Kalista sudah pulang lebih dulu karena Ishar tidak ingin membuat temannya kelelahan.

"Kenapa kepalaku berat banget ya?" Ujar Ishar sambil memegang kepalanya.

Ishar bangun dari kursi kerjanya dan menuju tempat tidurnya untuk berbaring. Wajah Ishar yang pucat menandakan berusaha menahan sakit dikepalanya.

Ishar berbaring sambil memeluk boneka kesayangannya. Tapi tidak lama kemudian handphone Ishar berdering dan Ishar segera melihat handphonenya.

Ternyata Abimanyu yang menelponnya, Ishar menarik nafas sambil menahan rasa sakit kepalanya. Kemudian Ishar menggeserkan ikon berwarna hijau untuk menjawab panggilan Abimanyu.

"Hallo?" Ucap Ishar dengan tenang agar Abimanyu tidak khawatir padanya.

"Gimana keadaan kamu sayang?" Tanya Abimanyu yang sekarang baru saja keluar dari kamar pasien yang baru saja dia periksa.

"Aku baik sayang. Apa kamu disana nggak lupa makankan?" Ishar tersenyum saat membalas Abimanyu dengan sebutan sayang.

"Aku sudah makan. Kamu juga jangan lupa minum obat kamu. Aku akan secepatnya pulang ke Jakarta."

"Apa maksud kamu Abi? Dinas ini penting buat karir kamu, ini akan membuat kamu di akui sebagai dokter terbaik."

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin berada disamping kamu. Itu sudah cukup buat aku."

"Kalau begitu, aku mau kamu jadi dokter termuda yang terbaik. Aku mau kamu bisa memberikan penghargaan itu untuk aku, apa kamu bisa?" Ucapan Ishar membuat Abimanyu terdiam.

Abimanyu yang sekarang berada di taman rumah sakit hanya bisa diam dan mengadahkan wajahnya ke atas untuk melihat langit malam yang mendung.

Sedangkan Ishar sekarang sedang menyentuh antingnya. Ishar tau bahwa dirinya sudah sangat keterlaluan untuk memasak kehedaknya pada Abimanyu.

Tapi Ishar melakukan hal itu untuk masa depan yang cerah Abimanyu. Ishar tidak ingin meninggalkan Abimanyu dengan luka dan perasaan yang hancur.

"Baiklah, aku melakukan ini hanya karena kamu. Sekarang apa kamu senang?" Ucap Abimanyu dengan senyuman tipisnya.

"Terima kasih. Kamu memang yang terbaik Abi. Aku sangat mencintaimu." Ucap Ishar yang sangat senang.

Abimanyu tertawa, karena Abimanyu akan melakukan apapun untuk Ishar. Tapi Abimanyu tidak sadar bahwa sekarang Ishar menahan sakit dan tidak lama kemudian Ishar hilang kesadaran dengan handphone yang terlepas dari genggamannya.

"Apapun itu kalau untuk kamu, aku bisa melakukan apapun Ishar." Ucap Abimanyu.

Tapi beberapa waktu kemudian Abimanyu tidak mendengar jawaban dari Ishar. Abimanyu tersenyum tipis dan mengira Ishar sudah tertidur lelap.

"Baiklah, selamat malam sayang."  Ucap Abimanyu tulus.

Kemudian Abimanyu memutuskan panggilan tersebut dan kembali ke ruangan kerjanya. Sedangkan Ishar kehilangan kesadaran dengan deman yang sangat tinggi.

Demam yang sangat tinggi dan sakit kepala yang hebat membuat kesadaran Ishar hilang. Tapi tidak lama kemudian pintu kamar Ishar terbuka dan menampakkan sosok Gama yang datang dengan membawa boneka.

"Mamih, Gama ikut mamih ya tidur." Ucap Gama pelan dan menghampiri Ishar yang terbaring di tempat tidur.

Gama melihat Ishar yang tertidur pun berusaha membangunkannya dengan menggoyangkan tangan Ishar. Tapi Ishar tidak kunjung juga bangun membuat kerutan bingung di wajah Gama.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang