Bersalah

167 23 1
                                    

"Ishar, tetap bangun! Jangan tidur!" Abimanyu berusaha membuat Ishar tetap sadar.

Sekarang Jhosep mengedarai mobil dengan kecepatan tinggi dengan Lian disampingnya. Sedangkan Abimanyu memeluk Ishar sambil menekan luka tusuk Ishar untuk menghentikan pendarahan.

"Kak cepatlah!" Desak Lian pada Jhosep.

Kemudian mereka pun sampai di rumah sakit, dan Ishar segera dibawa dengan brankar. Abimanyu tidak melepaskan tangan Ishar.

"Abi..." ucap Ishar pelan dengan beberapa kali menutup matanya yang terasa berat.

"Iya sayang, tenanglah. Semua baik-baik aja Ishar." Ucap Abimanyu semakin menggenggam tangan Ishar erat.

Hingga mereka sampai di depan ruang operasi dimana Altas berdiri dengan perasaan khawatir. Altas meminta perawat menarik brankar Ishar masuk ke dalam ruang operasi.

Tapi pada saat itu Abimanyu juga hendak masuk ke dalam ruangan operasi, tapi Altas mencegahnya.

"Aku akan ikut dalam operasi ini, aku akan memastikan sendiri keadaannya." Ucap Abimanyu dengan raut penuh kekosongan.

"Tidak bisa." Ucap Altas tegas.

"Kenapa?! Aku juga berhak ikut, aku juga seorang dokter bedah di rumah sakit ini!"

"Aku tau, tapi sekarang kamu dalam keadaan tidak stabil. Rasa khawatir dan panik itu akan mempengaruhi kinerja operasimu, jadi biarkan aku saja yang melakukan operasi ini."

"Tapi-"

"Abimanyu, biarkan kali ini aku menebus kesalahanku. Aku tidak sempat menyelamatkan Amira dan Nada, biarkan kali ini aku menyelamatkan orang yang kamu sayangi. Tolong percayakan pada papah kali ini." Ucap Altas dan Abimanyu pun terdiam.

"Tolong selamatkan adik saya. Saya mohon!" Ucap Lian dengan air mata yang menetes.

"Aku akan menyelamatkannya." Setelah mengatakan itu Altas langsung masuk ke dalam ruangan operasi.

Abimanyu berdiri di depan pintu ruangan operasi dan menyentuh pintu tersebut dengan lembut. Abimanyu melihat darah Ishar yang ada di tangannya membuat Abimanyu merasa takut.

"Aku mohon...jangan ambil dia...jangan...aku mohon..." gumam Abimanyu yang terdengar jelas oleh Jhosep.

Sorot mata Jhosep menjadi datar ketika melihat Abimanyu dan Lian hancur karena hal ini. Jhosep pun pergi meninggal rumah sakit tanpa Lian dan Abimanyu sadari.

Jhosep masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Jhosep mengendarai mobilnya kembali ke tempat dimana Ishar tertusuk.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Jhosep sampai dan langsung keluar dari mobil. Di tempat itu terlihat anak-anak DEVIL masih ada dengan perasaan yang terkejut.

Sedangkan Junior, Riko dan Sean sedang menahan Gara dengan mengikatnya dikursi. Jhosep berjalan dengan aura yang sangat mengintimidasi.

Perasaan intimidasi itu sangat dirasakan sangat jelas oleh Bimo dan Sultan. Semenjak Bimo mengetahui Jhosep adalah bagian dari BLACK DEVIL, Bimo merasakan bahwa aura gelap Jhosep melebihi dari pada Abimanyu.

Sedangkan Antariksa yang berdiri di sisi ruangan, Antariksa merasakan perasaan yang menakutkan melebih saat melihat Abimanyu marah.

"Hari ini gue sangat kesal! Rasanya gue mau bunuh orang" Jhosep tersenyum menakutkan hingga Gara yang terikat merasakan tekanan yang sangat berbeda.

"Gue nggak pernah duga bahwa Alfero dan cewek murahan itu punya bawahan kaya lo. Lo sebagai bawahannya harusnya tau kalau ada yang nyentuh si kembar maka gue yang akan turun tangan!" Ucap Jhosep dan membuat semua anggota DEVIL terkejut termasuk Antariksa.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang