Tidak terasa sudah dua hari Ishar keluar dari rumah sakit dan keadaannya sekarang sudah mulai membaik meski sering masih terasa letih.
Hari ini Ishar sedang menyelesaikan pekerjaannya di taman belakang rumahnya. Meski kedua orangtuanya melarangnya untuk bekerja, tapi Ishar tetap ingin menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh kakeknya.
"Ishar!" Teriak Dina dan Ishar yang mendengarpun mengalihkan pandangannya ke arah Dina yang berdiri dengan Kalista di sampingnya.
"Dina, Kalista." Wajah Ishar terlihat sangat senang melihat kedua temannya itu.
Dina segera berlari memeluk Ishar dan hal itu membuat Ishar tertawa. Ishar sudah biasa dengan Dina yang selalu menangis sambil memeluknya.
Kalista yang melihat hal itu pun tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya. Kemudian Kalista duduk di samping Ishar yang masih memeluk Dina.
"Kenapa lo nangis sih? Gue masih hidup Dina. Lo nangis gini banget sih gimana gue udah nggak ada coba." Ucap Ishar dengan kekehan kecil.
"Sembarangan banget lo ngomong, lo pasti hidup lama. Lo orang baik!" Dina mencubit pipi Ishar gemas.
Dina tidak suka dengan ucapan Ishar yang baru saja itu. Sedangkan Kalista tertegun mendengar ucapan Ishar yang membuatnya sedikit takut.
"Iya-iya maafin gue. Gimana sekarang temanin gue keluar beli boba aja?" Ajak Ishar.
"Emang lo udah di izinin sama Abi minum boba? Lo kan baru aja sembuh Is." Ujar Kalista.
"Diam-diam aja jangan sampai ketahuan." Ucapan Ishar sontak membuat Kalista dan Dina tertawa.
Tapi detik kemudian tawa Kalista dan Dina terhenti saat Abimanyu tiba-tiba datang dan berdiri di belakang Ishar. Wajah dingin Abimanyu membuat Dina merinding.
Berbeda dengan Kalista yang tersenyum melihat Ishar yang belum menyadarinya. Kemudian Kalista berencana untuk menjahili Ishar.
"Berani banget lo diam-diam di belakang Abi? Lo nggak takut kalau Abi bakalan marah sama lo?" Pancing Kalista dengan sengaja.
Sedangkan Abimanyu menatap seksama pada Ishar yang sedang tersenyum senang sambil melihat kedua tangannya.
"Biarin, Abi suka banget marahin gue sih. Setidaknya gue bisa nikmatin minuman kesukaan gue tanpa Abi ketahui." Ucap Ishar.
"Nyawa lo banyak banget ya, sampe berani gitu." Ujar Kalista sambil melihat wajah Abimanyu yang sudah mulai kesal.
"Lo tau nggak Kal, kalau Abi itu nyeremin banget kalau marah kek bapak Oyong waktu SMA dulu."
"Bapak Oyong? Jadi muka gue mirip bapak Oyong?" Ucap Abimanyu hingga membuat Ishar terkejut dan langsung berbalik ke arah belakang.
"Abi?! Se-sejak kapan lo ada di si-sini?" Ucap Ishar yang terbata-bata.
"Sejak lo ngomongin gue di belakang." Abimanyu membungkukkan tubuhnya agar bisa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Ishar.
"Ma-maafin gue, maksud gu-gue nggak gitu Abi." Ishar mengalihkan wajahnya karena gugup yang takut jika Abimanyu marah padanya.
"Jadi, lo mau minum boba? Kalau gitu gue aja nemanin lo."
"Apa? Lo nggak marah sama gue?"
"Ngapain gue marah sama cewek yang segemas lo."
"Maafin gue Abi."
"Iya, sekarang aja gimana kita berangkatnya?" Tanya Abimanyu sembari mengusap bibir Ishar dengan lembut.
Wajah Ishar menjadi cerah tapi sesaat kemudian Ishar menatap kearah dua temannya itu. Ishar merasa tidak enak dengan Kalista dan Dina yang sudah datang untuk menjenguknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCUBO [END]
Teen FictionINCUBO dalam bahasa Italia artinya adalah "Mimpi Buruk" Siapa yang tidak tau dengan Abimanyu Putra Dewantara ketua DEVIL generasi ke-dua yang mendapatkan julukkan "Perfect Boy". Abimanyu adalah anak emas bagi para guru-guru, tidak hanya mengandalkan...