Datangnya Petir

209 38 8
                                    

"Bagaimana keadaan papah?" Tanya Abimanyu dengan nafas yang terengah-engah karena habis berlari.

"Keadaan tuan sudah stabil, sekarang tuan dalam pengaruh obat tidur." Jelas Andres dan Abimanyu pun langsung menghembuskan nafas leganya.

Setelah itu Abimanyu masuk ke dalam ruangan Altas. Pemandangan pertama yang dilihat Abimanyu adalah tangan Altas yang terpasang selang infus.

Suara detak dari alat EKG memecahkan keheningan di ruang rawat Altas. Abimanyu mendekati brankar dan duduk di sampingnya.

Abimanyu menatap ke arah Altas yang sekarang terkujur lemah dengan masker oksigen di mulutnya. Abimanyu menggenggam tangan Altas dan meletakkan di keningnya.

"Aku akan membenci papah, jika papah tidak bisa kembali. Jangan lupa, bahwa papah banyak melakukan kesalahan sama Abi. Jadi cepatlah sadar." Ucap Abimanyu pelan.

Suara Abimanyu tersirat rasa takut, Abimanyu tidak pernah menginginkan hal ini bisa terjadi. Meski dirinya masih bertengkar tapi Abimanyu masih memiliki rasa sayang pada orang tuanya.

"Gue harus bawa papah ke Jakarta, peralatan medis dan dokter disana bisa membuat papah cepat membaik." Ucap Abimanyu pada dirinya sendiri.

Saat Abimanyu merasa keheningan seketika bayangan Sean yang mengajaknya untuk membalas dendam pada Alfero pun berputar di kepalanya.

Urat leher Abimanyu menimbul dan rahang yang mengerat menggambarkan rasa amarahnya yang dipendam selama ini.

Setelah itu Abimanyu mengeluarkan handphonenya dan menekan kontak Aldi yang menjadi ketua DEVIL sebelum dirinya.

"Hallo brother?!" Sapa Aldi antusias.

"Besok, temuin gue di markas DEVIL." Ucap Abimanyu dengan suara rendahnya.

"Ada apa? Apa lo lagi butuh bantuan? Kalau iya, gue bisa manggil Bara sama Elvaro."

"Gue cuman mau ketemu sama lo berdua. Tanpa ada siapapun."

"Sebenarnya ada apa sama lo?"

"Jangan ada orang yang mengetahui pertemuan kita." Aldi yang mendengar ucapan Abimanyu pun sontak merasa ada hal yang tidak beres.

Nampak wajah Aldi diseberang sana terlihat khawatir dan merasa ada hal berbahaya yang akan datang.

"Oke. Sesuai dengan permintaan lo." Ucap Aldi.

"Thanks Al." Kemudian Abimanyu memutuskan panggilan tersebut.

Setelah itu Abimanyu menatap ke arah Altas yang masih belum sadar dengan tatapan datar. Sedangkan Ishar sekarang berdiri di balkon kamarnya sembari memegang segelas susu di tangannya.

Malam ini Ishar merindukan keluarganya, setelah kedatangan Jhosep Ishar merindukan keberadaan kelurganya. Ishar ingin sekali bisa memeluk orangtua dan saudaranya kembali.

Disaat Ishar melamun, handphonenya yang berada di atas tempat tidur berdering dengan keras hingga membuyarkan lamunannya.

Ishar pun segera berjalan menuju tempat tidurnya untuk mengangkat panggilan telpon tersebut. Ishar mengerutkan keningnya saat melihat nama Hudo di layar handphonenya.

Ishar bingung kenapa pengawal pribadi kakeknya menghubunginya semalam ini. Selama 4 tahun Ishar pergi, kakeknya tidak pernah menghubunginya karena itu persyaratan yang Ishar ajukan pada kakeknya.

"Ada apa?" Jawab Ishar ketika mengangkat panggilan tersebut.

"Nona muda, tuan masuk rumah sakit. Tuan mengalami tekanan darah yang tinggi setelah melakukan pertemuan politik." Jelas Hudo.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang