Pasangan

176 21 1
                                    

"Ishar, ayo bangun." Ucap Abimanyu yang duduk di samping Ishar yang masih tertidur pulas dikamarnya.

Ishar hanya semakin memeluk erat bonekanya tanpa ada tanda-tanda untuk bangun. Abimanyu tersenyum kecil melihat Ishar yang menggemaskan.

"Sayang ayo bangun..." bisik Abimanyu dengan mengusap kepala Ishar.

Ishar pun perlahan membuka matanya, dengan keadaan yang mengantuk Ishar tidak sadar menguap sambil mengucek kedua matanya di depan Abimanyu.

"Ah...bukankah ini sangat imut. Bagaimana bisa ada anak seimut ini terlahir di dunia fana ini." Gumam Abimanyu pelan.

Ishar yang mendengar gumaman kecil Abimanyu pun sontak membuka matanya lebar dan hal itu sangat mengejutkan Ishar.

"Abimanyu?! Kamu ada disini? Kenapa?" Tanya Ishar menutup wajahnya karena malu yang baru saja bangun dari tidur.

"Ayo kita jalan, aku mau ajak kamu kesuatu tempat." Ucap Abimanyu sembari menurunkan tangan Ishar yang menutup wajahnya sendiri.

"Kemana?"

"Apa kamu suka kucing?"

"Suka. Aku suka sama hewan yang lucu."

"Oke. Kalau gitu, aku akan tunggu kamu 20 menit dibawah." Abimanyu mencium kening Ishar dengan mengusap kepala Ishar lembut.

Ishar hanya diam kebingungan tapi Abimanyu sudah keluar dari kamarnya. Ishar pun hanya bisa menghela nafas, kemudian Ishar turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk bersiap.

Ishar mandi tidak membutuhkan waktu yang lama, selesai mandi Ishar menuju lemari baju untuk memilih pakaian yang cocok untuk jalan bersama Abimanyu.

Detik kemudian mata Ishar jatuh pada kaos hitam dan jaket kulit berwarna hitam. Ishar segera mengenakannya dengan dipadukan celana putih dan sepatu booth hitamnya.

"Ini cocok." Ucap Ishar sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

Setelah itu Ishar mengambil parfum aroma mawar yang Ishar tau bahwa Abimanyu sangat menyukai aroma parfumnya. 

Selesai memakai parfum, Ishar mengambil ikat rambutnya yang diberikan oleh Abimanyu. Tapi saat Ishar selesai mengikat rambutnya, Ishar melihat rambutnya yang rontok di sisirnya.

"Inilah kenapa fakta tidak bisa disembunyikan." Ucap Ishar dengan meletakkan sisir itu ke atas meja riasnya dan segera berjalan keluar dari kamarnya.

Ishar menuruni tangga dan matanya melihat Abimanyu yang sedang berbicara dengan kedua orangtuanya. Ishar datang menghampiri Laura dan memeluknya.

"Sebelum berangkat sama Abi, kamu harus minum obat dulu." Ucap Laura dengan mencubit kecil pipi Ishar.

"Baiklah." Ishar patuh dan segera meminum obat yang ada di atas meja.

Abimanyu diam dan menatap Ishar yang meminum obat itu. Abimanyu berdiri dan langsung menggenggam tangan Ishar.

"Kalau begitu aku sama Ishar pergi dulu papih, mamih." Ucap Abimanyu.

"Oke, hati-hati. Jangan buat Ishar kecapean." Pinta Ivan yang sangat mengkhawatirkan keadaan Ishar.

"Iya papih." Jawab Abimanyu tegas.

Laura tersenyum melihat Abimanyu dan Ishar yang sekarang bahagia. Kemudian Abimanyu menarik tangan  Ishar lembut untuk keluar dari rumah.

Abimanyu pun membuka pintu mobil dan mempersilahkan Ishar untuk masuk lebih dulu. Kemudian Abimanyu masuk dan langsung mengedarai mobil tersebut meninggalkan rumah keluarga Maladewa.

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang