Lampu Redup

281 49 2
                                    

Tidak terasa pagi pun datang, Ishar yang menginap di rumah Abimanyu baru saja selesai membuat sarapan untuk Abimanyu dan Nada dengan bantuan pembantu di rumah itu.

"Bibi, antar makan ini buat Nada. Pastikan Nada memakannya." Pinta Ishar pada pembantu itu.

"Baik nona muda." Ucap pembantu itu.

Setelah itu pembantu tersebut mengantar sarapan untuk Nada, sedangkan Ishar membawa nampan sarapan ke kamar Abimanyu.

Saat Ishar berdiri di depan kamar Abimanyu, Ishar melihat pintu kamar yang tidak sepenuhnya menutup pun mengerutkan keningnya.

"Abi, gue masuk ya." Ucap Ishar dan membuka pintu kamar tersebut.

Tapi detik kemudian Ishar terdiam membeku ketika melihat kamar Abimanyu yang begitu gelap dan sosok Abimanyu yang duduk di lantai dengan menyender di tepi tempat tidur.

"Abi?!" Ishar segera menghampiri Abimanyu yang ada dilantai.

"Lo belum pulang? Apa lo sudah Istirahat?" Tanya Abimanyu lembut sambil menyentuh wajah Ishar pelan.

"Lo kenapa disini? Apa lo nggak tidur, jangan bilang lo duduk di lantai semalaman? Tangan lo dingin Abi!" Ishar sangat khawatir dengan Abimanyu.

Kemudian Ishar membawa Abimanyu untuk duduk di atas tempat tidur. Ishar juga menutup tubuh Abimanyu dengan selimut tebal hingga tersisa wajahnya saja yang terlihat.

"Gue baik-baik aja Is." Ucap Abimanyi tanpa ekspresi.

"Lo mungkin bisa aja demam karena lo duduk di lantai yang dingin semalaman Abi."

"Gue nggak mungkin sakit hanya karena itu."

"Apa maksud lo Abi? Gue khawatir sama lo! Kenapa lo menanggung semuanya sendirian, gue udah bilang kalau gue selalu ada buat lo jadi jangan berpikir lo sendirian." Ishar sangat marah dengan mencengkram kuat selimut yang dipakai oleh Abimanyu.

Abimanyu yang mendengar ucapan Ishar pun terdiam, Abimanyu melihat mata Ishar yang memerah dan berair membuat dada Abimanyu bergetar.

"Maafin gue, gue udah buat lo khawatir dengan keadaan gue sekarang." Abimanyu menarik Ishar kedalam pelukannya dengan selimut yang menutup mereka.

"Dengar Abi. Meski semua orang mencurigai lo atau nggak percaya sama lo, gue akan selalu percaya sama lo. Jadi jangan pernah berpikir untuk ngerusak diri lo sendiri." Ucap Ishar.

"Ya, gue janji. Tapi Is, apa gue bisa egois buat nahan lo. Gue nggak bisa mikir kalau lo akan ninggilan gue suatu saat nanti."

"Kata siapa gue akan ninggalin lo, gue akan selalu ada dibelakang lo Abi."

"Makasih Is, lo tetap ada disamping gue." Abimanyu tersenyum dan merenggangkan pelukannya untuk melihat wajah Ishar.

Abimanyu menakup wajah Ishar dengan kedua tangannya, kemudian Abimanyu mencium hidung Ishar dan Ishar menutup matanya dengan merasakan sentuhan lembut itu.

Setelah itu Abimanyu mengusap kepala Ishar baru setelah itu Abimanyu melepaskan pelukannya. Ishar tersenyum melihat Abimanyu yang terlihat lebih baik dari pada beberapa waktu yang lalu.

"Is, apa bokap gue ada ngomong sesuatu sama lo?" Pertanyaan Abimanyu itu membuat Ishar menegang dan berkeringat dingin.

Ishar tidak akan mengatakan pada Abimanyu bahwa dirinya sedang diancam untuk memutuskan hubungan dengan Abimanyu oleh Altas.

"Nggak ada, gue juga nggak sepat ngomong apapun sama bokap lo. Gue dari kemaren ngejaga Nada aja." Ucap Ishar dengan berbohong.

"Baguslah kalau gitu, gue nggak tau harus bilang apa sama lo. Lo udah ngejaga adik perempuan gue dengan baik gue harap bokap gue nggak ada ngomong yang nyakitin lo."

INCUBO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang