Asik banget lagu di mulmed, kuy dengerin.
BAB 27
Tatapan penuh selidik sembari berbisik dari beberapa murid yang berdiri di pinggir koridor membuat Dania berdecak. Ia bergumam dalam hati, memikirkan jawaban atas pertanyaan yang bersarang dalam benaknya. "Orang-orang kenapa pada lihatin gue kaya gitu, sih?"
Jika di hari sebelumnya mereka menatapnya begitu sengit karena sebuah alasan tertentu, Dania memakluminya. Akan tetapi hari ini, dirinya tak merasa jika ada berita atau hal buruk yang kemarin tersebar.
Antara Dania tak tahu, atau memang sengaja menutup kedua telinganya dan tak menanggapi segala rasa benci mereka. Tapi tidak untuk satu hal..
"Oh.. sekarang dia ada bodyguard?"
"Pantesan akhir-akhir ini sering ngelunjak, ternyata ada backing-an."
"Kayanya setelah ini, kita nggak bisa hujat Dania lagi."
Walau dengan suara yang bisa dikatakan pelan, namun Dania masih bisa mendengar celotehan itu dengan begitu jelas.
Banyak dari mereka yang membenci kehadirannya di sekolah. Dari mulut ke mulut, dimana sang pelopor yang selalu ingin menang sendiri, berusaha untuk menghalalkan segala cara agar mendapat masa dan membentuk komunitas 'pembenci Dania'
Tanpa perlu dicari, Dania sudah tahu siapa dalang di balik itu semua.
"Sam, lo bisa sampai sini aja nggak? Gue malu dilihatin sama orang."
Pria itu menunduk, menatap gadis di sebelahnya, lalu menggeleng pelan dan justru membalas tatapan tajam beberapa murid yang menatap keduanya penuh selidik. "Sudah menjadi tugas dan janji saya pada Tuan Andra untuk mengantar Nona Dania sampai ke kelas."
Dania menghela napas pasrah.
Diikuti oleh seseorang yang bisa dikatakan sebagai bodyguard ada kekurangan dan kelebihannya.
Tak dapat bergerak bebas seperti halnya menanggapi ocehan murid lain, lalu menjambak rambut mereka satu persatu seperti yang dilakukannya pada Sherina kala itu, serta membalas dengan hantaman jika ada yang berani melakukan hal tersebut padanya.
Kekurangannya ada pada hal di atas, namun ada juga beberapa keuntungan. Contoh singkatnya saja selalu merasa aman di sepanjang jalan, menjadi pusat perhatian, beberapa murid mulai beringsut mundur ketika melihat dirinya dan juga Sam.
Ternyata, adanya pria itu di belakangnya sedikit membuat mereka berlari ketakutan. Dania cukup bersyukur karenanya.
"Dania," sapaan serta lambaian tangan dari Nadya dan juga Hardi dari arah berlawanan membuat gadis itu ikut membalasnya, tersenyum sumringah.
Keduanya berlari ke arah Dania, melirik sekilas pria yang berdiri di samping sahabatnya sebelum memberi pertanyaan lewat mata ke mata. "Dia siapa, Dan?"
Sadar jika kedua sahabatnya belum mengenal sosok di sebelahnya, Dania pun mendongak untuk menatap Sam sebelum berucap lirih ke arah Nadya dan juga Hardi, "ajudan Papa yang sekarang beralih tugas jadi ajudan gue."
Nadya dan juga Hardi kompak saling pandang, mereka berdua nampak terkejut ketika mendengar penuturan Dania barusan.
"Ajudan? Bokap lo sampai sewa ajudan buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Teen FictionJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...