35 - Orang Di belakangnya

56 9 0
                                    

BAB 35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 35

Menunggu bukanlah hal yang membosankan jika itu dilakukan demi seseorang yang kehadiran begitu diharapkan.

Lima puluh banding lima puluh. Antara berharap atau tidak, Dania masih bimbang dengan isi hatinya yang terkadang tidak bisa sinkron dengan otaknya. Apa yang gadis itu mau, belum tentu hati kecilnya setuju. Dan sebaliknya.

Perihal sosok yang digadang-gadang akan menggantikan posisi Damar di hatinya pun, masih terlihat abu-abu. Banyak yang tahu tentang kedekatannya dengan Royan. Beberapa dari mereka bahkan sudah tahu dari lama, dan hanya menganggukkan kepala seolah ingin melihat kelanjutan hubungab kedua insan tersebut.

Sudah dua kali bolak balik memperhatikan jam di pergelangan tangannya. Sedari kurang lebih lima menit yang lalu, gadis dengan surau dibiarkan terurai itu sengaja berdiri di depan kelas Royan. Menunggu sebuah pertanyaan, "loh, Dania? K-kok, ada di sini?"

Dania mendongak, lalu tersenyum.

"Udah lama?" lanjut Royan, sembari celingukan, memastikan bila tak ada murid lain selain mereka berdua.

"Hmm.. enggak, kok. Baru nyampe."

Sambil berjalan, keduanya masih terlibat obrolan ringan diiringi suara tawa ketika menceritakan hal lucu di kelas. Begitu menggemaskan bila dipandang dengan kedua mata terbuka. Seperti halnya orang yang tengah dimabuk asmara, menganggap jika orang yang berlalu lalang hanya angin lalu saja.

"Ke rooftop, yuk."

Royan sempat menoleh ke arah gadis itu, memastikan jika ajakan yang baru saja dilontarkan ditujukan padanya. "Lo ngajak gue?"

"Ya, iyalah. Emang siapa lagi?"

Bak sebuah miracle yang datang di saat tak terduga. Royan patut bersyukur saat gayungnya bersambut begitu epic. Ia tak pernah menyangka jika Dania akan mengajaknya ke lantai atas gedung sekolahnya. Padahal dulu, cowok itu sering membujuk Dania untuk pergi ke rooftop, tapi sayangnya ditolak berulang kali.

Dan sekarang, tanpa angin tanpa hujan, Dania tiba-tiba mengajaknya lebih dulu.

Keduanya membeli minuman di kantin. Berbincang santai di rooftop akan membuat mulut mereka berbusa bila tak ada satu teguk air yang mengalir di tenggorokan.

"Tumben banget, nyamperin gue ke kelas."

Setelah duduk di salah satu bangku panjang yang sengaja ditaruh beberapa murid di atas rooftop, keduanya asyik menikmati semilir angin sembari memulai obrolan yang membuat hilang fokus hingga tak mendengar bel masuk berbunyi.

DUNIA DANIA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang