BAB 24
Telah terikat kasih dengan seorang gadis lain, membuat Damar tak serta merta merasa canggung ataupun kurang percaya diri ketika duduk bersebelahan dengan pacar barunya. Maudy nampak sumringah saat Damar mengajaknya untuk pulang lebih akhir daripada temannya yang lain.
Hal itu langsung Maudy setujui begitu saja, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan besar. Seorang Damar yang menjelma sebagai buaya darat kini berhasil ia taklukkan, dengan bermodalkan wajah cantik serta tekad yang kuat membuat gadis itu berhasil menggaet seorang kakak kelas yang selama ini banyak diincar para siswi.
"Masih laper?" tanya pemuda itu, ketika memberi suapan terakhir pada Maudy.
Gadis itu menggeleng. "Udah kenyang, kok," jawabnya, sembari meraih bekas wadah batagor tersebut guna membuangnya ke tong sampah.
Damar merentangkan satu tangannya ke samping, menunggu Maudy duduk di sebelahnya dan keduanya mungkin akan memulai sesi mem-bucin jika seorang pria tak mengagetkan aksinya.
Pria berbadan tegap dengan tatapan tajam nan nyalang ke arah Damar itu pun nampak mengernyit ketika melihat pemandangan di depannya. Apalagi ketika Damar menariknya untuk menjauh dari sana. "Maksudnya apa? Kamu ingin mempermainkan---"
"Diem! Lo diem!" potong Damar, seraya menengok ke belakang berulang kali seolah memastikan jika Maudy tak akan menguping pembicaraannya.
"Nona Dania harus tahu tentang hal ini!" seru pria itu, sebelum merogoh saku celananya dan untuk mencari keberadaan ponselnya.
Namun, aksinya kalah cepat dengan kedua tangan yang lebih dulu menahan pergerakan pria itu. "Laki-laki tak tahu diuntung seperti kamu, sudah sepantasnya putus dari anak majikan saya!" Lagi, Damar mencoba menutup mulut pria itu.
"Lo diem, atau gue sledging?"
Sam---asisten orang tua Dania yang hari ini ditugaskan untuk menjemput sang anak itu pun melepas secara paksa tangan Damar dari mulutnya sembari menggerutu pelan.
"Heh, asal lo tahu, ya. Gue sama Dania tuh, udah putus sejak tiga bulan yang lalu!" sahut Damar, memberi jawaban paling aman agar pria itu tak menyalahkan dirinya terus menerus.
Sam sempat terdiam, masih belum percaya dengan ucapan remaja di depannya. "Sudah putus?" tanyanya mencoba memastikan, dan diangguki oleh Damar. "Pasti ketahuan selingkuh."
Plak!
Tanpa ada rasa sungkan ataupun hormat pada orang yang lebih tua darinya sepuluh tahun, Damar sengaja menabok punggung Sam hingga sang empu sempat berdecih dan tersenyum miring seakan meremehkannya.
"Sekarang Nona Dania kemana? Saya sudah menunggu dia sejak tiga puluh menit yang lalu---"
"Nggak tahu!" jawab Damar, lalu beranjak pergi dari sana tanpa mengajak Maudy yang masih duduk di bangku tepi koridor.
"Hei! Jangan pergi dulu, Tuan Andra ingin bertemu dan berbicara beberapa hal penting denganmu!"
Langkah Damar kontan berhenti sebelum berbalik badan. "Om Andra pengin ketemu sama gue?"
Sam mengangguk sebagai jawaban sebelum menarik ransel pemuda di sebelahnya. "Heh, tai! Lepasin lah, gue bisa jalan sendiri!"
Sam tak peduli dengan teriakan cowok yang mengaku telah menjadi mantan dari anak majikannya. Ia semakin mempercepat langkahnya ke arah mobil yang telah menunggu di seberang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Novela JuvenilJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...