BAB 55
Gemerlap lampu serta suara dentuman musik dari dalam gedung, membuat para tamu undangan semakin betah berada di sana.
Damar, bersama dengan kedua sahabatnya mulai memasuki area party. Terlihat begitu megah dengan nuansa peach, dan Damar mengakui jika itu hal yang wajar dilakukan oleh seorang anak dari crazy rich.
"Malam ini gue harus ketemu sama Royan, gue harus ngomong empat mata sama dia!" gerutu Fathur, kilat amarah mulai terlihat kala mengingat kejadian kemarin.
Damar menjadi korban pukulan pria bongsor yang menjadi suruhan Royan, ia tidak terima dengan hal itu.
"Palingan dia ngeles lagi."
"Kalaupun dia ngeles, gue bakal ngasih tahu semuanya kalau dia---"
"Lihat Dania gak?" Damar memotong pembicaraan keduanya, ketika Fathur mengkhawatirkan dirinya, cowok itu justru sibuk celingukan mencari seorang gadis yang belum juga nampak batang hidungnya.
"Kenapa nanya ke kita, lo chat langsung, lah!" jawab Fathur, sengit.
"Gak punya kuota? Miskin amat!" imbuh Dikta, yang langsung membuat Damar bereaksi dengan menjitak kening kedua sahabat gesrek-nya itu.
"Setan lo berdua!"
Ingin segera menyantap makanan yang telah dihidangkan, namun di satu sisi ia juga resah kala tidak menemukan keberadaan Dania di sana. Berbagai spekulasi pun muncul, termasuk 'apakah Dania berangkat bersama Royan?'
"Tuh, bidadari lo."
Mendengar helaan napas sebelum ucapan Dikta terlontar, Damar lantas menoleh. Di sana, seorang Dania Nada Larasati, berjalan masuk ke area party. Terlihat begitu cantik dengan menggunakan dress biru tua.
"Cantik banget Nadya," gumam Fathur, kembali melongo kala melihat Nadya berdandan begitu anggun dan juga terlihat elegan. Beda dari biasanya, malam ini gadis itu jauh lebih cantik.
Seakan lupa dengan amarah yang tadinya ia tujukan pada Royan, Fathur kini justru asyik tersenyum sembari melambaikan tangan ke arah gadis pujaannya. "Hai, Nadya."
Disapa dengan nada begitu lembut dari Fathur, membuat Nadya hampir limbung. Ia seakan tak mampu menopang tubuhnya kala senyuman Fathur terukir manis di bibirnya. "Eh.. h-hai, Fathur."
"Malam ini kamu cantik banget, Nad."
Walau berbisik, tapi telinga Nadya masih normal. Ia mendengar pujian itu, walau saat ini tak mau terlalu percaya diri dengan sebuah gombalan.
"Jangan mudah kepancing sama omongan buaya, dia cuma modus." Di sisi kiri Nadya, Dania seolah menjadi iblis untuk mengompor-ngompori Nadya agar tidak hanyut dalam bujuk rayu cowok jayus macam Fathur. Ia cukup tahu mengenai tabiatnya, apalagi Fathur tergabung dalam sekte sesat bersama Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Fiksi RemajaJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...