18 - Akar Berita Viral

128 17 0
                                    

BAB 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 18

Tidak terlalu mempersoalkan berita yang saat ini tengah viral di kalangan murid BM. Toh, dirinya merasa jika kehadiran berita itu tak akan berdampak apa-apa dengan nafsu makannya.

Dania masih bisa memakan batagornya dengan lahap walau kemarin dirinya mendapat berita jika ada salah satu orang yang sengaja menempelkan foto wajahnya ketika kalah bertanding dengan Monica. Dania sih, fine-fine aja, dia bahkan tak merasa keberatan dengan keterangan yang tertera di sebelah foto tersebut.

Mereka bebas mengekspresikan kebenciannya terhadap Dania, mumpung sang empu belum naik pitam dan mencari siapa orang penyebar gambar tersebut.

"Buat lo."

Dania mendongak, tersenyum hangat kepada seseorang yang memberinya jus mangga tersebut. "Makasih, Royan."

"Sama-sama."

Kantin adalah tempat paling manjur untuk menghilangkan lapar dan dahaga. Setelah dilanda pusing ketika berada di kelas, mungkin kantin adalah solusi utama membangkitkan mood-nya.

"Dania, dengar-dengar kamu mau melakukan observasi di daerah gunung Mas, ya?"

"Iya, Nad. Ikut saran dari Dikta."

Royan mendengar interaksi mereka, perihal Dania yang hendak pergi, dan juga pembahasan mengenai tugas-tugas pada pelajaran mereka sebelumnya. "Emang lo ke sana sama siapa aja, Dan?"

Dania nampak berpikir selepas menyeruput jus mangganya, "hmm.. sama Dikta, Fathur--" gadis itu sengaja menggantungkan ucapannya, melirik sebentar ke arah Royan bersamaan dengan satu alis cowok itu yang terangkat sebelah. "Siapa lagi?"

"Sa-sama Damar."

Mendengar nama Damar akan menjadi salah satu orang yang hendak pergi dengan Dania untuk beberapa waktu, Royan langsung memalingkan wajahnya. "Kenapa harus Damar, sih?" batinnya, ikut kesal karena Dania tak menolak tawaran pemuda itu.

"Bukannya apa-apa Roy, tapi gue cuma menjalankan tugas dari Bu Lastri. Selebihnya nggak ada---"

"Iya Dan, iya. Ngerti, kok."

Syukur kalau Royan mengerti maksudnya. Terus terang saja, sebenernya Dania memang tak ada niat untuk satu kelompok dengan Damar. Apalagi harus melakukan observasi di daerah yang cukup jauh. Bahkan Dania yakin jika perjalanan mereka akan membutuhkan waktu yang lama, otomatis intensitas dirinya dan juga Damar bertemu akan semakin lama. Dan Dania membenci itu.

"Bestie, jangan lupa hari sabtu ya, bestie."

Bak mengajak seorang sahabat hendak pergi berlibur, Damar dan juga kedua sahabatnya itu pun berusaha untuk mengingatkan Dania agar tak lupa dengan janjinya.

"Berisik!" gumam gadis itu, lalu beranjak dari kantin tanpa peduli jika dua orang yang pernah datang ke apartemennya secara bersamaan tersebut saling melempar pandang sembari melotot.

DUNIA DANIA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang