32 - Bukan Malam Impian

84 8 0
                                    

BAB 32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 32

Perihal permintaan maaf yang telah dilayangkan tempo hari rupanya tak berarti apa-apa sebelum mewujudkan keinginan cowok yang telah membukakan pintu mobil untuknya.

Dania tersenyum sebelum naik ke mobil milik Royan. Malam ini dirinya sengaja berbohong pada Sam dan berpura-pura tertidur lelap kala pria itu datang membawakan makanan untuknya. Sam sama sekali tidak curiga ketika mendengar dengkuran yang tak biasa dari sang majikan. Ia pikir, Dania terlalu kelelahan ketika berada di sekolah, dan malam harinya merupakan waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Akan tetapi, di balik itu semua. Selepas kepergian pria itu, Dania mulai bangun dari tidurnya, mengubah posisi menjadi duduk dan berjalan mengendap-endap ke arah pintu guna memastikan jika Sam telah pergi dari apartemen.

"Akhirnya Sam pergi," gumam gadis itu, lalu melepas semua setelan baju tidur yang dikenakan hingga menampilkan dress yang sejak tadi sengaja ia balut menggunakan baju lengan panjang tersebut.

Dan sekarang, gadis itu telah duduk manis di samping kemudi Royan. Ia menatap cowok itu, sorot mata keduanya sempat beradu hingga senyuman hangat serta usapan lembut pada puncak kepalanya, dapat dirasakan oleh gadis itu.

"Kita mau kemana?" satu dari beberapa pertanyaan yang bersarang pada benak Dania. Ia penasaran saat Royan mengajaknya pergi keluar di malam hari. Tak biasanya cowok itu merengek agar permintaannya disetujui.

Royan belum menjawab, ia masih fokus dengan aktivitasnya menyetir sembari sesekali tersenyum tipis.

Demi buah manggis yang jatuh di halaman tetangga, Dania sempat mengerucutkan bibirnya seraya bersidekap dada. Menatap lurus ke arah depan, sebelum usapan pada punggung tangannya membuat ia menoleh. "Jangan ngambek gitu, dong. Aku kan, mau ngajak kamu jalan-jalan."

Entah itu sebuah pernyataan yang sejujurnya atau hanya tipuan agar gadis di sebelahnya tak terlihat suntuk, Dania hanya bisa mengangguk. Ia kembali memasang topengnya bersamaan dengan area parkir sebuah bar ternama menjadi tempat hentinya mobil yang ia tumpangi.

"Ayo, Dan." Royan mempersilahkan gadis itu keluar setelah membukakan pintu mobilnya.

"Lo serius ngajak gue ke sini?"

Dania nampak memperhatikan sekitar, suasana yang ia rasa begitu asing dengan kehidupannya saat ini, membuat sorot matanya menatap orang-orang yang berjalan keluar masuk silih berganti.

"Emang kenapa, Dan? Bukannya lo sering ke sini?"

"Ha?" Pertanyaan yang membuat Dania mengerutkan keningnya. Jika Royan mengatakan hal tersebut pada satu tahun silam, mungkin Dania akan terima. Tapi ketika hari ini cowok itu masih menganggapnya sering mengunjungi bar, itu salah besar. Karena Dania sudah memutuskan untuk berhenti memasuki dunia malam lebih jauh lagi.

DUNIA DANIA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang