BAB 5
Menjauh sejenak dari berita penuh luka tentang kandasnya hubungan Damar dan juga Sherina, kali ini berita mengejutkan kembali datang dari salah satu murid BM. Pemeran utama masih tetap sama, Damar. Berita mengenai dirinya kembali naik selepas postingan Monica mencuat ke permukaan.
Dalam sebuah keterangan yang bertuliskan, "terima kasih, sayang," sudah cukup menggambarkan bila mereka berdua tengah menjalani sebuah hubungan. Atau yang bisa dibilang resmi menyandang status sebagai pacar dari seorang Damar.
Kini, setelah santer heboh berita tersebut, keduanya justru terlihat cuek ketika berjalan beriringan ke arah kantin.
Jangan lupakan juga di belakang mereka, ada Dikta serta Fathur yang selalu siap siaga ketika Damar memerintahkan mereka berdua agar menjadi seorang bodyguard gadungan.
"Mau makan apa? Nasi goreng, mie goreng, batagor, bakso, soto, atau mau makan mereka aja?"
Dikta dan juga Fathur kontan mendelik secara bersamaan. "Titisan Sumanto kali, ah!"
Monica terkekeh malu-malu. Padahal dirinya sering pergi ke kantin bersama Damar yang selalu membawa dua sahabatnya. Rasa keberatan memang pernah terlintas, akan tetapi karena menghormati sang kekasih yang sudah mentraktirnya setiap hari, membuat rasa itu berangsur pupus.
Mereka seolah menjadi empat sekawan yang selalu berjalan beriringan setiap kali jam istirahat tiba.
"Terserah kamu aja."
Jika seorang gadis sudah mengatakan demikian, kekasihnya pun harus peka dan juga dapat membaca pikiran dari pujaan hatinya jika hari ini hendak menyantap apa.
Damar bergegas bangkit, memesan beberapa makanan ... diikuti dengan kedua sahabatnya yang ia bebaskan untuk memilih menu sesuai keinginan mereka. Ingat ya, hanya sebatas memilih menu.
Monica lumayan percaya diri ketika melihat banyaknya siswa dan siswi yang mulai memasuki area kantin. Hal tersebut adalah tujuan utamanya, memamerkan pada mereka jika dirinyalah pacar Damar saat ini.
Tak peduli dengan berita panas di BM, yang terpenting ia sudah memenangkan hati Damar dan berharap jika berita itu akan lenyap.
"Makasih, sayang," kata Monica, begitu lembut bersamaan dengan kedua sahabat Damar, duduk di depan dua manusia bucin yang tak memikirkan sekitar.
Memang benar kata orang, dunia seakan milik berdua jika kamu terjerat dalam jeruji asmara.
Bisa Dikta dan Fathur lihat bila saat ini dua sejoli itu tengah asyik bersenda gurau, sembari menyuapi makanan satu sama lain. Sudah biasa, mereka berdua bahkan hanya mengangkat bahunya acuh seraya melanjutkan aktivitas makannya.
"Pedes banget, biasanya kan, yang original."
Monica mengeluh kepedesan dengan mulut yang dibuka separuh hingga satu tangannya yang sigap untuk mengipasi, seolah akan berdampak pada mulutnya.
"Lah, aku tadi pesan yang original, sayang."
"Tapi, kenapa pedas? Kayanya kamu salah ambil punya orang, deh."
Damar kontan melirik ke arah pemuda di depannya, dimana saat ini mereka berdua tengah sibuk membuang pandang padanya setelah merasa jika tatapan Damar mulai mengintimidasi.
"Lain kali lebih teliti, nyet! Punya pacar gue, malah diambil seenak jidat!"
Menyambar apa yang hendak masuk ke dalam mulut Fathur, membuat sang empu seketika melotot sebelum sebuah piring yang tadinya sempat menjadi alasan Monica mengeluh pedas akhirnya berhasil ditukar oleh Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Roman pour AdolescentsJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...