BAB 39
Kedekatan Dania dan juga Royan seakan sudah menjadi rahasia umum bagi murid BM.
Walau kabar jalinan hubungan keduanya masih simpang siur, namun sebagian dari mereka sudah yakin jika Dania memang memiliki status yang spesial di hidup Royan.
"Pagi ini ada yang salah dari penampilan saya, Nona?" Sam, yang berjalan di belakang Dania kini berpindah ke samping gadis itu setelah merasa jika pandangan orang-orang mengarah padanya.
"Enggak, gak aneh, lo cakep kok," jawab Dania yang membuat Sam menyunggingkan bibirnya.
"Jangan kepedean lo!"
"Eh.. ti-tidak."
Sam jarang berekspresi seperti orang lain, pria itu justru kerap menampilkan raut datarnya hingga banyak orang berpikiran jika asisten Andra ini kebal ketika menghadapi hal semacam guyonan.
"Yaudah, sini tas gue." Dania menjulurkan tangannya, berniat agar Sam memberikan tas miliknya yang ia bawa sejak Dania turun dari mobil tadi.
"Dan!"
Sadar jika namanya dipanggil oleh seseorang, Dania lantas membalikkan badannnya. "Eh, Royan."
Pemuda itu mendekat, "hari ini ada kelas literasi di perpustakaan, lo mau ikut gak?"
"Hmm.. boleh-boleh, sekalian ajak Nadya sama Hardi, ya?"
Royan mengangkat satu jempolnya, "siap," memberi pertanda jika ia setuju dengan saran dari Dania. Lebih banyak orang yabg ikut, akan lebih bagus bukan?
"Yaudah, kalau gitu gue balik ke kelas dulu, ya."
"Bye, Roy." Dania melambaikan tangannya, dan dibalas dengan hal serupa sebelum punggung Royan beranjak menjauh.
"Ngeliatnya biasa aja dong."
Sadar dengan sindirian yang dilayangkan oleh Dania, Sam segera menatap gadis itu seraya memberikan pernyataan, "bagi saya wajahnya tidak asing."
"Lo pernah ketemu sama Royan?"
"Hmm.. sepertinya tidak, ta-tapi dia tidak asing bagi saya."
"Sok kenal kali lo."
Tidak, Sam tidak pernah sok kenal dan sok dekat dengan orang yang dianggapnya belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, saat melihat Royan, mengapa pikirannya justru menganggap jika ia pernah bertemu sebelumnya.
Tapi dimana? Apakah di dalam mimpi?
"Kalau boleh tahu, siapa nama lengkap dari teman Anda tadi?"
Dania mendelik, kepo sekali pria di depannya ini. "Namanya Royan Adiraja, kenapa?"
Adiraja, mendengar nama belakang dari pemuda tadi, membuat Sam langsung mencerna kembali otaknya hingga tertuju pada satu hal. "Cari keturunan Adiraja, karena mereka masih menjadi incaran banyak orang."
Andra pernah mengatakan hal itu. Entah maksud dan tujuannya apa, tapi Sam yakin jika Royan masih memiliki rahasia dari seorang Adiraja Bachtera Putra---salah satu pentolan geng motor pada era 90-an, yang pernah terlibat masalah dengan Andra, sebelum akhirnya keberadaannya sengaja disembunyikan hingga sekarang.
"Sam, gue masuk dulu, ya." Dania beranjak dari sana setelah Sam memberi anggukan pada gadis itu.
Memastikan jika Dania sudah masuk, Sam lantas merogoh saku kemejanya, mencari ponsel miliknya dan menghubungi seseorang sembari menjauh dari koridor.
"Saya sudah menemukan keturunan Adiraja, apa perlu saya bawa dia kehadapan Anda secepatnya?"
"Tidak usah terburu-buru, keturunan Adiraja dibekali dengan pengawasan tak terduga, kita tunggu mereka lengah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
JugendliteraturJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...