BAB 59
Kembali bertemu di pagi hari, berarti kembali pula pada kegiatan rutin setiap harinya. Dimana banyak orang-orang berkumpul di sebuah gedung yang disebut dengan sekolahan.
Ya, hal itu tentu saja dilakukan oleh semua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Termasuk Serina dan juga kedua kawannya.
Khusus hari ini, mereka bertiga menyempatkan diri untuk datang lebih awal. Belagak tengah menunggu seseorang di koridor, Serina sejak tadi sudah wara-wiri ke kanan ke kiri. Persis seperti setrikaan.
"Target udah di depan mata tuh, Ser." Vantika lebih dulu sadar, melihat adanya sosok yang mereka tunggu sedari tadi, ternyata tengah berjalan ke arah ketiganya.
Tidak sabaran, Serina pun mengintruksikan pada kedua sahabatnya untuk menghampiri sang target. "Tunggu apa lagi? Ayo samperin."
Saat ini, Nadya berjalan di sepanjang koridor sendirian. Tanpa ada Dania maupun Hardi, karena kedatangannya kali ini terbilang cukup pagi.
"Buru-buru banget, mau kemana, sih?"
Langkahnya mendadak terhenti kala tiga orang gadis mencegatnya. Nadya tak menunduk sama sekali, ia masih memasang tampang tenang walau sesekali masih membenarkan letak kacamatanya.
"Kalian bisa minggir, gak? Aku mau ke kelas."
Serina tersenyum miring, sebelum tangannya disentak kasar ketika hendak memegang bahu Nadya. "Eh.. santai kali."
"Kamu mau apa lagi? Belum puas udah hina aku kemarin?"
"Belum." Dengan enteng, Serina menjawab demikian, bersamaan dengan pergerakannya mengambil alih tangan Nadya, menariknya secara paksa hingga mendapat respon mengejutkan dari sang empu. "Kamu mau bawa aku kemana?!"
"Diem lo!"
Serina tetap menarik pergelangan tangan Nadya kuat, membawa gadis itu menuju kamar mandi, walau harus dengan paksaan lantaran Nadya terus saja berontak.
"Lepasin!"
Masih berusaha untuk melawan, tapi nyatanya tenaga Serina lebih kuat dibanding dirinya yang hanya modal hentakan semu saja. "Serina, lepasin!"
Seolah tidak mendengar rengekan dari Nadya, Serina justru mempercepat langkahnya hingga tak menyadari jika di belakang sana ada orang yang mengamati kejadian itu.
"Bukannya itu Nadya, mau dibawa kemana tuh, anak sama Serina? Wah.. gak beres, nih."
Momen yang sangat tepat, Dania lewat di koridor, hendak menuju kelasnya. Tapi saat di pertengahan jalan, tiba-tiba saja matanya menangkap sekelebat bayangan Serina dan juga kedua temannya tengah menarik paksa sahabatnya. Nadya.
"Sam, mending lo balik sekarang deh, kelas gue udah deket, kok."
Sam menoleh ke samping kiri, "Tidak biasanya Nona menyuruh saya pergi dahulu, ada apa?"
"Gak ada apa-apa sih, lagian kelas gue kan, ada di depan."
Sam menatap ruangan yang tak jauh darinya, hanya berjarak sepuluh meter, ia bisa melihat kelas Dania yang saat ini sudah ramai orang yang berlalu lalang. "Ya sudah, kalau begitu, saya akan kembali ke kantor Tuan Andra."
Dania patut bersyukur, karena Sam berhasil ia tipu. Ia tidak seratus persen berjalan ke kelas, melainkan melewatinya begitu saja, menuju ke arah dimana Serina akan membawa Nadya.
"Kalian berdua, jagain di sini. Jangan sampai ada orang yang masuk."
"Siap, Ser."
Rara dan Vantika hanya menjalankan tugas, dengan menjaga pintu kamar mandi agar tak ada orang yang mengganggu aksi Serina.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Fiksi RemajaJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...