Jangan lupa baca cerita aku "LOVE IN CRIME"
***
END
[Rated 18+]Sesuai janji yang diucapkan beberapa hari lalu. Damar akhirnya menuruti permohonan Dikta agar dirinya mau datang ke birthday party Vantika. Walau sempat dihiasi dengan drama kecil dari keduanya.
Sebelumnya, Dikta memang memiliki niat memaksa Damar ... meskipun dirinya tahu jika nanti akan timbul berbagai macam alasan. Salah satunya, masalah kakinya yang belum sepenuhnya pulih.
"Bohong, Tante Linda bilang kalau lo udah bisa jalan!" Dikta masuk begitu saja ke kamar Damar tanpa permisi. Sekadar mengetuk pintu atau berbasa-basi memanggil pemuda itu pun tidak dilakukannya.
Damar berjingkat, lalu menoleh ke arah pintu kamarnya yang dibuka paksa oleh seseorang. "Gak ada alasan untuk gak datang ke birthday party Vantika!" Lagi, dengan teriakan yang cukup lantang, Dikta mencoba untuk membujuk Damar hingga suara rengekannya didengar Linda dari lantai bawah.
"Sudahlah Mar, kamu ikut saja. Lagian kan, keadaan kaki kamu sudah lebih baik dari sebelumnya."
Merasa ada seseorang yang mendukung tindakannya, Dikta semakin bersemangat menarik lengan Damar agar bangkit dari kasurnya.
"Gue capek, anjir!" keluhnya.
"Capek ngapain, setan?! Maraton juga kagak, kan?!"
Banyak alasan untuk diajak pergi keluar, itulah Damar saat ini. Perihal apa yang terjadi pada kakinya seolah ia jadikan tameng terkuat agar teman-temannya memilih mundur ketika melihat kondisinya saat ini.
Tapi, temannya yang satu ini bukanlah orang sembarangan. Dikta salah satu teman yang paling kuat pendiriannya setelah Fathur. Bahkan sekarang, pemuda itu tak gentar dan sama sekali tak beranjak dari kamarnya meski Damar sudah melempar bantal ke arahnya.
"Sekalipun lo ngelempar batu beton ke muka gue, gue gak akan gentar, Mar! Gue tetap bakal seret lo ke party Vantika!!" Dikta kembali berteriak layaknya tengah berada di tengah hutan. Bahkan mampu membuat pemilik rumah angkat tangan. Untung tidak sampai angkat kaki.
Damar menyerah, paksaan Dikta serta tarikan tangannya pada lengan Damar membuat sang empu bangkit berdiri. "Oke, lo diem, gue bakal ikut!"
Final, Damar akhirnya menuruti kemauan pemuda itu walau saat ini dirinya sangat malas bertemu dengan banyak orang. Terlebih ia masih takut jika sewaktu-waktu kakinya bermasalah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Ficção AdolescenteJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...