BAB 50
Kamar pemuda itu memang cukup luas, terletak di lantai dua, ditambah terhubung langsung dengan balkon yang menampakkan view sebuah komplek perumahan sederhana.
Awalnya Dania tidak tahu menahu mengenai arah tujuannya, tapi instingnya mengatakan jika balkon adalah tempat yang akan mereka singgahi. Dan ya, ternyata benar.
Balkon kamar cowok itu bisa dibilang luas, bahkan di sana tidak hanya menampilkan bangku kosong untuk meratapi nasib, melainkan peralatan khas untuk boxing juga tersedia.
Bug!
Belum apa-apa, tapi suara khas pukulan pada samsak terdengar hingga membuat Dania kontan menoleh ke belakang.
"Bisa gak lo?" tanya pemuda itu.
"Bisa!"
Tak mau kalah, Dania pun mendekat ke arah samsak yang menggantung cantik di hadapan Damar.
Dengan sekuat tenaga, dibumbui kepercayaan diri tingkat dewa, tangan Dania mulai mengepal. Menatap samsak tersebut seperti melihat wajah sang mantan, membuat emosi Dania semakin naik. Dan, dalam hitungan detik, gadis itu berhasil membuat Damar melototkan matanya.
Bug!
Aww.. Jangan bilang sakit, Dan. Jaga image.
"Tuh, bisa kan?"
Ingin memberi apresiasi berupa tepuk tangan, tapi Damar tahu jika gadis di depannya ini gampang besar kepala ketika disanjung. Makanya, ia memilih berdecih. "Hmm.. not bad."
Dania tersenyum miring. "Gue gitu loh, diam seperti anak Papa, bergerak bisa bikin lo gak bisa bicara!"
Bug!
Satu pukulan berhasil dilayangkan gadis itu. Namun, bukan pada samsak seperti apa yang dilakukannya beberapa menit lalu. Akan tetapi, pada sang target yang sejak tadi sudah Dania incar untuk menyalurkan emosinya secara langsung.
"Aww.. gue belum si-ap, bego!" Damar meringis, memegangi perutnya yang mendadak nyeri ketika Dania memukulnya tak kira-kira.
Seperti tak memiliki kesalahan apapun, Dania malah cengengesan seraya mengelus-elus tangannya yang tadi ia gunakan untuk merealisasikan keinginannya. Memukul Damar.
"Cuma ngetes doang."
"Kalau mau ngetes, ke samsak, anjir! Jangan ke gue!"
"Udah terlanjur."
"Bilang aja kalau sengaja!"
Merasa kesal, Damar pun memilih menjauh dari gadis itu. Duduk di sebuah bangku panjang, sembari menampilkan raut kesal kala Dania mendekat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Novela JuvenilJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...