BAB 12
Jika keduanya telah tersulut emosi masing-masing, lantas siapa yang berbahagia di atas emosi mereka?
Sudah pasti Sherina.
Gadis yang telah merencanakan hal ini jauh-jauh hari kontan dibuat tersenyum kala melihat perdebatan yang terjadi di atas ring. Sebuah drama singkat antara Monica, Dania, dan juga Damar, nampaknya akan menambah suasana malam kali ini semakin panas.
"Gue suka kalau kaya gini," gumam gadis itu, menikmati setiap makian yang penonton tujukan pada Damar.
Ternyata rencana Sherina kali ini tak hanya memakan satu korban, melainkan dua korban sekaligus. Sherina yakin jika Damar tidak segera turun dari atas ring, para penonton terpaksa menyeretnya dari sana.
"Gue pegang Kak Monica." Sherina melirik Rara, ia tersenyum miring sebelum menjawab, "dengan mata tertutup pun semua orang udah tahu kalau Kak Monica yang bakal menang."
Keterlibatan Monica dalam aksi duel di atas ring tak lepas dari misi Sherina yang ingin membuat Dania dipermalukan oleh semua orang. Bukan dari kalangan BM saja, melainkan orang luar yang ikut menonton pun pasti akan tertawa terbahak melihat bagaimana Dania dihajar habis-habisan oleh sang atlet.
Bisikan yang kala itu Sherina lontarkan pada Monica salah satunya mengenai hal ini. Sebuah pertandingan yang diadakan secara mendadak, dengan memuat dua orang yang menjadi lawan. Sherina menyuruh Monica agar menantang Dania duel di atas ring, dengan iming-iming uang puluhan juta jika gadis itu memenangkan pertandingan ini.
Tak munafik, ketika mendengar kata 'uang', Monica langsung berbinar dan menyetujui ajakan Sherina untuk menantang Dania duel walau sebelumnya mereka berdua belum bermasalah dan bahkan Monica tak mau bertemu dengan gadis itu lantaran dia adalah orang yang membuat Damar belum bisa move on
hingga detik ini.Intinya semua karena uang, jika tidak ada imbalan sama sekali, mungkin Monica memilih tidur.
"Kak Monica, semangattt!! Lo pasti bisa kalahin Dania!"
Teriakan pemberi semangat dari Sherina dan juga kedua sahabatnya, membuat Monica tersenyum seraya mengangkat jempolnya. "Dania lawan yang kecil bagi gue!" sahut Monica, diiringi tepukan riuh yang membuat gedung semakin membara.
"Gue dukung Monica!!"
"Gue dukung siapapun yang menang!"
Teriakan layaknya semangat nyata yang mereka lontarkan justru membuat kepala Damar pusing. Ia sering kali memijat pelipisnya lantaran memikirkan keadaan Dania setelah ini. Ia bahkan yakin akan tak enak makan ketika satu bogeman mendarat pada tubuh gadis itu.
Lagi, suasana semakin memanas berkat hantaman pertama Monica. Mereka ramai-ramai bersorak penuh semangat walau saat ini Dania juga bergerak melawan.
Bug!
Monica tersenyum miring, pukulan Dania tak ada apa-apa baginya. Ia justru semakin gencar mengincar gadis itu hingga Damar sempat dibuat naik pitam lantaran aksi brutal Monica yang terus-menerus menghantam Dania.
"HEH, MONICA! SIALAN LO, BERANINYA PUKULIN DANIA!"
Damar seolah tak tahu jika ini sebuah pertandingan, dimana aksi pukul sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan keduanya harus saling pukul agar mendapat poin dan dinyatakan sebagai pemenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DANIA ✅
Ficção AdolescenteJika tidak diadakannya razia dadakan dari dewan guru beserta anggota BNN, mungkin Dania tidak akan mengetahui bila salah seorang teman dekatnya kedapatan membawa paket terlarang, yaitu narkoba. Semua kedekatan bermula dari sana. Atas rasa penasaran...