65 - Dejavu

35 5 0
                                    

BAB 65

"Nona, apa semuanya baik-baik saja?" Sam berlari ke kamar gadis itu, membuka pintunya secara tergesa sebelum memegang bahu Dania, guna memastikan keadaannya.

Tidak ada jawaban lain selain terisak, Sam semakin dibuat kebingungan ketika Dania terlihat begitu frustasi.

"Apa yang terjadi?"

Perlahan, Dania menatap Sam dengan pandangan sayunya, suaranya bergetar seiring dengan kedua tangannya yang mulai menjambak rambutnya, lagi.

"Aaaaa!!"

"Hentikan, Nona!"

Cukup kasar, Sam segera mengenyahkan tangan Dania sembari mendekap gadis itu. "Mi-mimpi itu Sam, mimpi itu muncul lagi."

Masih dengan isakan yang tak dapat terbendung lagi, kini Dania semakin memejamkan matanya bersamaan dengan dekapan Sam yang begitu erat dari sebelumnya.

"Tenang Nona, semua akan baik-baik saja, itu hanya sebuah mimpi, gak mungkin terjadi dalam dunia nyata---"

"Mimpi itu seolah nyata Sam, gue ngerasa pernah ngalamin hal itu!"

Sam menggelengkan kepalanya, "Ti-tidak, itu tidak mungkin. Nona tidak pernah dan tidak akan mengalami hal itu."

Pria itu mengerti betapa traumanya Dania dengan mimpi yang sering kali muncul. Tentang sebuah perdebatan orang tuanya, hingga kecelakaan tragis yang membuat dirinya terpental cukup jauh. Iya, itu yang selalu Dania ceritakan pada Sam tentang mimpi buruknya.

"Lebih baik kita makan siang dulu, saya sudah siapkan di dapur."

Sembari menyeka air matanya, Dania lantas memberanikan diri untuk bangkit berdiri walau saat ini tubuhnya masih bergetar. Ia masih butuh penyesuaian dengan keadaan sekitar. Berjalan perlahan, satu per satu langkahnya pun mulai memasuki area dapur, hingga saat hendak duduk Sam harus mengarahkan gadis itu pada posisi yang benar. 

Dania mengambil makanan di hadapannya, mulai menyendokkan nasi ke mulutnya walau saat ini air matanya kembali turun bersamaan dengan satu kunyahan yang nampaknya akan sulit dicerna.

"Ada apa lagi, hmm?"

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Dania justru semakin terisak dan tak sanggup lagi menahan air matanya. Padahal tadinya sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat lemah di depan orang lain, namun ternyata gagal. Sam seolah tahu tentang apa yang tengah terjadi pada Dania.

"Ada masalah di sekolah?" 

Dania masih bungkam, belum memberikan jawaban satu kata pun, dan Sam cukup mengerti jika diberi respon demikian, itu tandanya Dania tidak baik-baik saja.

"Dengan Serina atau Damar?"

Seakan tahu jika kedua manusia itu yang sering membuat mood Dania hancur, Sam memilih untuk terus terang. "Serina."

"Apa yang dia lakukan---"

"Gue yang salah, Sam.."

"Gue udah bikin Serina masuk rumah sakit," lanjut Dania, mendongak ke arah pria di depannya.

Sam jelas terkejut mendengar pengakuan Dania. Biasanya ketika gadis itu bertengkar, tak ada korban yang sampai dilarikan ke rumah sakit. Tapi hari ini, Sam mendengarnya sendiri dari sang pelaku. "Separah itu, Nona?"

Gadis itu menunduk, masih dengan suara paraunya. "Jangan bilang ke Papa, gue gak mau dia mencampuri urusan gue."

"Tapi Tuan Andra harus tahu. Saya yakin beliau bisa membicarakan hal ini secara baik-baik ke pihak sekolah agar nantinya tidak melebar kemana-mana."

DUNIA DANIA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang