0.2

82 13 2
                                    

"Wahh.. Sungguh? Kau bertemu pria itu di Namsan? Wah.. Pasti romantis sekali," Ucap seorang gadis imut yang kini tengah heboh mendengar cerita sahabatnya itu.

"Kecilkan suara mu.. Kau memecah keheningan di malam hari," Ucap Caibing dengan wajah dingin nya.

"Eeyy.. Tidak masalah, ah.. Lalu apa kalian bertukar nomor?"

"Untuk apa?"

Gadis imut bernama Choi Yujin itu menepuk dahi nya.

Sahabatnya ini polos atau bodoh sih..

"Tentu saja untuk berteman, jika pria dan wanita berkenalan selanjutnya adalah kencan," Bisik Yujin.

Caibing dengan entengnya menggeleng.
"Tidak, setelah itu aku pergi dan dia pergi ke arah yang lain,"

"Pasti pria itu tampan sekali kan?"

"Biasa saja..".

" Aish.. Aku heran kenapa aku bisa berteman dengan orang dingin sepertimu.." Gerutu Yujin menatap Caibing yang asik dengan ponselnya itu.

©

"Kau terlambat lagi..?"

"Maaf.. Aku harus memeriksa pasien yang baru saja tiba.."

"Tapi shif mu sudah berakhir."

"Itu tanggung jawab ku sebagai dokter.. Kapan kau akan memahamiku.."

"Memahamimu? Yang benar saja.. Aku yang selalu menunggumu.. Kenapa kau tidak pernah bisa ada waktu banyak untukku!"

"Kim Sohee.."

"Jika kita terus saja seperti ini.. Lebih baik hubungan kita berkahir.."

"Sohee-ya.."

"Aku sudah lelah.. Aku lelah denganmu.. Lagipula.. Aku juga akan segera menikah."

"Apa?"

"Aku akan menikah." Wanita itu menunjukan cincin nya.
"Aku sudah memikirkan ini sejak lama. Aku akan menikah dengan pria lain."

Pria itu menunduk dan menyesap wine di tanganya.

Ia hanya menatap kosong ponsel yang kini sedang menyala karena panggilan masuk.

Dan mengalihkan pandanganya dari undangan pernikahan mantan kekasihnya itu.

Kim Sohee and Chwe Hansol

"Hahh.." Helaan nafas yang makin berat dari beberapa saat lalu.

"Hey! Jeon Wonwoo! Tidak bisakah kau angkat ponselmu?!" Pria tinggi itu berteriak setelah menemukan pria yang kini sedang duduk di bar.

Kim Mingyu.

Yang di panggil Wonwoo tidak menanggapinya.

"Tidak biasanya kau ada sini? Ada apa?" Pria tinggi itu sangat penasaran.

'Rasa penasaran yang tinggi seperti tubuhnya'

"Besok aku libur.. Jadi apa tidak boleh jika seorang dokter pergi minum?"

Ah ya.. Jeon Wonwoo adalah seorang dokter. Dan Kim Mingyu juga seorang dokter. Di rumah sakit yang sama tentunya.

"Bohong. Aku tau pasti kau sedang banyak pikiran. Hey ayolah.. Kita bukan baru satu tahun berteman, aku bahkan bisa tau baju dalam apa yang kau pakai," Bisik Mingyu.

Wonwoo menatap tajam Mingyu, yang di tatap hanya tertawa tanpa dosa.

"Dasar gila."

"Soal Kim Sohee?" Mingyu menegak wine yang di pesan barusan.

"Hm?"

"Ini pasti soal Sohee kan? Siapa lagi yang bisa membuatmu seperti ini," Jawab Mingyu menatap undangan yang ada di bawah siku Wonwoo.
"Aku menyesal mengenalkanmu pada wanita itu," Lirih Mingyu.

Wonwoo tersenyum tipis.
"Lagipula.. Aku juga tidak memiliki waktu untuknya.. Lebih tepatnya tida bisa mengerti dirinya."

"Datang saja ke pernikahanya. Datanglah dengan wanita lain agar dia tau jika ada yang bisa mengerti dirimu."

"Sudah ku duga kau gila." Desis Wonwoo.

"Hey.. Jaman sekarang mantan akan datang dengan pasangan baru agar dia tau bahwa kau juga bisa mendapatkan yang lebih baik." Tutur Mingyu.

"Kau bahkan tidak memiliki pasangan." Balas Wonwoo.

"Aishh.. Jangan mengalihkan pembicaraan. Apa kau mau aku berdandan seperti wanita dan datang bersamamu?"

"Sial. Kau pikir orang akan percaya kau wanita asli? Badanmu saja lebih besar dariku."

Mingyu dan Wonwoo sontak terdiam. Dan Mingyu tertawa geli karena perkataan spontan dari Wonwoo.
"Setelah itu kau benar-benar mengirimku ke rumah sakit jiwa."

"Ide bagus." Wonwoo meminum wine nya lagi.

"Hey! Aish.. Kau benar-benar.." Gerutu Mingyu.

Bahkan aku hanya mencintai satu wanita..

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang