3.9

40 12 0
                                    

Mingyu terdiam mendengar penjelasan Jihoon.
"Separah itu kah..?"

Jihoo mengangguk,
"Itu terjadi karena benturan sangat keras pada tubuhnya.. Dan tulang rusuk yang patah mengenai bagian itu.. Dia bisa bertahan.. Tapi kemungkinanya itu sangat kecil.. Dia juga harus memiliki pendonor.. Jika cocok kita bisa mengambilnya,"

Mingyu mengusap wajahnya, dia tidak tau lagi harus bagaimana..
"Jihoon-ah.. Lakukan apapun.. Lakukan apapun agar Wonwoo bisa sembuh.." Mingyu menunduk, dia memegang tangan Jihoon dengan erat,

Memohon agar Wonwoo bisa kembali seperti dulu..

Caibing terus menatap pintu kamar vip itu, Wonwoo sudah di pindahkan ke dalam, tapi suster masih belum memperbolehkan Caibing untuk masuk.

"Caibing.. Tenangkan dirimu.." Ucap Yujin menahan Caibing untuk menerobos pintu itu.

"Bagaimana aku bisa tenang.."

Bagaimana dia bisa tenang mengetahui keadaan Wonwoo seperti ini.. Dia bahkan belum tau bagaimana kondisi rinci nya dari Mingyu.

Pintu kamar itu terbuka,
"Suster.. Apakah aku boleh masuk..?" Caibing memohon,

"Tapi.. Cukup satu orang saja, pasien masih belum sadar,"

Tanpa menjawab, Caibing pun masuk ke kamar itu,

Kakinya merasa melemas lagi saat melihat kondisi Wonwoo seperti itu,

Terbaring dengan masker oksigen yang menutup hidung dan mulutnya, serta beberapa alat yang ada di dadanya, kepalanya juga di perban, dan perban lain yang ada di bagian tubuhnya.

Caibing jatuh terduduk, ia tidak sanggup melihat Wonwoo terbaring seperti itu.. Ia menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar.

"Wonwoo.. Jeon Wonwoo.. Aku mohon buka matamu.." Isak Caibing.. Dia menatap Wonwoo sedikit jauh.. Ia terlalu lemah menatap Wonwoo yang seperti itu.

Berkali-kali dia meminta maaf..

©

Sohee merasa gelisah, Wonwoo tidak menjawab teleponya sejak semalam.

Berkali-kali dia juga mengirimkan pesan, tapi tak ada jawaban.

"Kemana dia.. Kenapa tidak menjawab teleponku, Apa.. Dia bertemu dengan gadis itu lagi? Ini tidak boleh terjadi."

Sohee mengambil tas dan pergi ke Caffe milik Caibing.

Di perjalanan dia sudah memikirkan semuanya, dia harus cepat menikah dengan Wonwoo agar dia tidak curiga karena Sohee tidak hamil, dia sudah keguguran. Dia tidak boleh kehilangan Wonwoo lagi karena dia mencintainya.

Krincing

"Selamat datang, anda mau pesan apa?" Ucap salah satu pelayan disana.

"Aku ingin bertemu dengan pemilik caffe ini,"

"Maaf, tapi pemilk caffe sedang tidak di sini,"

"Kemana dia pergi? Tidak bertanggungjawab sama sekali, apa-apaan ini," Kesal Sohee.

"Maaf nyonya, apa permasalahan anda? Jika ada sesuatu katakan saja padaku," Ucap Jiyeon yang merasa kesal.

"Ya. Katakan pada pemilik gedung ini, jangan menggoda calon suamiku!" Bentak Sohee.

"Hanya itu? Aku akan lapor polisi karena anda membuat kegaduhan disini."

"Kalian semua sama saja. Jika benar dia yang menyembunyikan suamiku aku tidak akan biarkan kalian lolos begitu saja." Gertak Sohee lalu pergi keluar dari sana.

Kemana Wonwoo pergi darinya..

©

Sudah hampir malam.. Dan Caibing tidak melepaskan tangan Wonwoo seharian ini, bahkan dia terus berada di samping Wonwoo yang masih belum sadarkan diri.

"Caibing belum keluar?" Tanya Mingyu memberikan makanan kepada Yujin, Yujin hanya menggeleng.

"Sebaiknya bawa Caibing pulang.. Aku akan memberitahu perkembangan Wonwoo.." Lanjut Mingyu,

Mingyu masih belum mengatakan apa yang sebenarnya terjadi..

"Aku akan bicara padanya.." Yujin pergi meninggalkan Mingyu yang berdiri di depan pintu.

Apa aku jujur saja pada Caibing soal keadaan Wonwoo..?

"Caibing.. Sebaiknya kita pulang.. Besok kau bisa datang kemari, Mingyu akan memberitahu perkembanganya," Ucap Yujin lembut sambil mengusap bahu Caibing.

"Dia bahkan tidak melihatku.." Lirih Caibing.

Mingyu mengatakan jika beberapa tulang rusuk Wonwoo patah, dan dia masih dalam keadaan kritis.

"Yujin-ah.. Bagaimana jika aku tidak bisa lagi bertemu denganya.." Caibing menangis.. Dia menggenggam erat tangan lemas Wonwoo, meletakan tangan itu di pipinya.

Yujin mengusap punggung Caibing.
"Dia akan sadar.. Dia akan segera pulih.. Percayalah.."

Dia bilang dia benci padanya..
Namun di hatinya, dia masih sangat mencintainya.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang