8.0

31 9 0
                                    

"bagaimana kabar kalian selama aku tidak disini?" ucap Wonwoo saat melihat kedua temanya berada di ruangan Mingyu.

"Wonwoo!" teriak mereka berdua dan langsung memeluk Wonwoo, seolah dia adalah kekasih yang sudah lama tidak bertemu.

"hei, kalian mau membunuhku hah?" Wonwoo memberontak dan melepaskan diri dari si tinggi dan si.. kecil.

"kenapa kau tidak mengabariku jika kau mulai bekerja lagi? kau sudah tidak menganggapku ya?" Mingyu terlihat kesal.

Wonwoo hanya tertawa,
"ini kejutan"

"wah.. kau tau bagaimana Mingyu yang gila ini saat bekerja denganku? dia menyebalkan,"

"itu sebabnya aku malas mendapat partner seperti si gila ini," bisik Wonwoo tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Mingyu.

"aish.. aku bisa mendengarmu bodoh,"

Mereka bertiga tertawa, baru dua bulan, tapi rasanya sangat lama meninggalkan rumah sakit ini.

Tapi semua akan baik-baik saja, semua akan kembali pada posisinya. Dan Wonwoo mendapatkan kembali apa yang menjadi hak miliknya.

Setelah bekerja, Mingyu pun pergi untuk menemui Yujin yang berada di rumah Wonwoo, karena Wonwoo akan pulang besok pagi, jadi Mingyu datang memenuhi panggilan Yujin.

Saat memasuki rumah itu Caibing menatapnya dengan horor sambil menggendong Minwoo.

"selesaikan urusan kalian berdua ya, aku akan ke kamar." ucap Caibing dengan nada dingin, dan Mingyu mengerutkan keningnya bingung, ia lantas duduk di sebelah Yujin yang menunduk.

"Yujin-ah, ada apa?" tanya Mingyu, namun Yujin hanya diam dan malah menangis.

Mingyu pun panik, sebenarnya kenapa dia harus kemari? tapi Yujin malah menangis.
"hei.. bicaralah, aku tidak akan tau jika kau diam saja.."

"Mingyu.." Yujin menatap Mingyu dengan takut. Mingyu menatap Yujin yang sepertinya mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.

Sebuah testpack. Oh tidak sebuah tapi beberapa.

Mingyu membulatkan matanya sempurna.

"Yujin.."

Yujin menangis dan meletakan benda itu di atas meja, ada 6 alat tes kehamilan yang di berikan Yujin.

Mingyu menatap semuanya dan hasilnya adalah semuanya positif.

Mingyu perlahan mengusap kepala Yujin.

"Mingyu.. aku hamil.. aku.. aku takut.." isak Yujin.

"apa yang kau takutkan?" tanya Mingyu, membuat wajah wanita itu untuk menatapnya.

"aku takut.. kau.. akan lari.. kau pasti tidak menginginkanya bukan? kita melakukan itu secara tidak sadar.. itu pasti mengganggumu.." jawab Yujin.

"sst.. bicara apa kau ini?"

Saat itu Mingyu sedang tidak baik-baik saja saat dia tau Wonwoo mendapat masalah besar karena Chaeyeon, awalnya Wonwoo tidak mau bicara, tapi dia memaksanya untuk bicara, sebagai sahabat Mingyu kecewa karena dia juga tidak bisa membantu banyak.. dia juga datang kepada direktur untuk tidak mengancam Wonwoo tapi malah Chaeyeon juga menyerangnya dengan mengatakan bahwa Mingyu itu menyukai sesama laki-laki karena dia selalu pergi bersama Wonwoo,Jihoon dan bahkan Soonyoung. Untuk membuktikan bahwa Chaeyeon salah besar dia memanggil Yujin untuk datang ke rumah sakit, dan benar Yujin datang, dan Mingyu mencium wanita itu, hendak membuat Chaeyeon salah besar atas perkataanya, tapi Mingyu melakukan itu bukan karena dia takut kepada Chaeyeon, tapi Mingyu memang menyukai Yujin, dan itu adalah pertama kalinya Mingyu mengatakan perasaanya pada Yujin, begitupun sebaliknya, hingga malam tak terduga pun terjadi.

Mingyu memeluk Yujin.
"kenapa kau menangis.. jangan menangis.. aku ada disini,"

"aku takut kau tidak akan menerimanya," Mingyu menenangkan Yujin.

"siapa yang bilang begitu..? aku bukan pria yang meninggalkan tanggungjawab.."

Yujin menatap Mingyu dengan lekat.
"ayo.. ayo rawat dia bersama-sama.." ucap Mingyu sambil tersenyum.

"kau.. yakin..?"

Kim Mingyu yang hobi kencan buta sudah mendapatkan pelabuhan hatinya.

Mingyu mengangguk,
"aku akan menikahimu.. aku mencintaimu.. jadi.. berhenti berpikir jika kita telah melakukan kesalahan.."

Mata Yujin berkaca-kaca.. apa Mingyu benar-benar serius?

"kau percaya padaku kan?" Mingyu mencium bibir Yujin, namun berakhir ketika Caibing berteriak terkejut.

"oh! astaga.. Minwoo-ya, jangan lihat kesana.. pamanmu mesum.." ucap Caibing memasuki kamar lagi dan menutup mata kecil Minwoo.
"Kim Mingyu! jangan mesum! atau aku akan menyuruh Wonwoo memukulmu!" teriak Caibing dari kamarnya.

Mingyu tertawa kecil dan memeluk Yujin, akhirnya.. ibu dan Minseo tidak akan mengatakan dia gila lagi karena akan menjadi seorang ayah juga, dan akan melangsungkan pernikahan dengan Yujin, yang dulu sangat benci dengan Mingyu.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang