Wonwoo baru pulang bekerja, dia sudah melihat Caibing tertidur.
Wonwoo mengecup pipi Caibing, dan memgusap perut Caibing dengan lembut, namun itu malah membangunkan istrinya.
"kau baru pulang..?" tanya Caibing, ia bangun dan duduk di tepi ranjang.
"kau terbangun? maaf ya.." Wonwoo mengusap wajah Caibing,
"aku haus.."
"biar aku ambilkan," Wonwoo mengambil segelas air di sampingnya.
"apa kalian menghabiskan makananya?" tanya Caibing,
"aku menyisakan makan siangnya untuk aku makan sebelum pulang, kau memang yang terbaik untuk urusan makanan," Wonwoo memeluk Caibing dari samping.
"ish.. mandi dulu sana.." Caibing mendorong tubuh Wonwoo,
"ah, yeobo.. besok kita di undang ke acara pameran foto, kau ingat kan pameran foto yang pernah aku katakan padamu? fotoku akan di pajanh disana,""mau kesana? aku akan bertukar shif dengan Jihoon," Caibing mengangguk.
"jadi dia itu yang namanya Chaeyeon ya?" Caibing mengatakan Chaeyeon dan itu membuat Wonwoo gemas.
"sssttt. jangan bicarakan Chaeyeon disini, aish.. kau ini membuatku gemas, iya dia yang namanya Chaeyeon."
"dia cantik ya?"
"kau lebih cantik,"
"dia seksi,langsing,cantik sekali,dia- mmhhh"
Wonwoo menempelkan bibirnya pada bibir Caibing,
"berhenti bicara dan kembali tidur nyonya Jeon, kau menunda waktu mandiku,"Caibing mengusap bibirnya dan mendorong suaminya itu.
"menyebalkan!"Wonwoo menggelengkan kepalanya.
Caibing masih saja cemburu pada Chaeyeon, padahal dia tidak mendekati wanita itu.
"Yujin-ah, kita akan bertemu setelah aku pulang nanti ya, ah iya.. aku dan Wonwoo akan ke Paju pagi ini untuk pameran foto, mm.. sampai nanti," Caibing mematikan ponselnya.
"Yujin?" tanya Wonwoo sambil fokus menyetir.
"iya, dia bilang akan mampir tapi kita kan harus pergi jadi aku menyuruhnya datang malam nanti,"
"kita pelan-pelan saja ya? jalan nya licin karena hujan, padahal masih pagi," ucap Wonwoo.
"tidak apa-apa, pelan-pelan saja," Caibing tersenyum.
Mobil mereka memasuki jalanan di tepi sungai, dan di samping kiri adalah tebing, jalan sangat licin karena hujan semalaman.
"yeobo.." panggil Caibing,
"ada apa hm?"
Caibing terdiam, dia terlihat gelisah dan terus menenangkan bayi yang ada di perutnya, dia terus melihat sekeliling, jalananya berkelok dan juga licin.
"tenang ya.. tidak akan terjadi apa-apa.." Wonwoo juga sedikit khawatir.
"apa kita pulang saja?"Caibing mengangguk, ini juga demi keselamatan mereka kan?
Namun , saat mobil mereka berbelok, sebuah mobil dari arah berlawanan tiba-tiba muncul dengan kecepatan tinggi!
Tiiinnnnnnnn
Wonwoo berusaha menghindari mobil itu, namun mobil Wonwoo malah menabrak tebing yang ada di depanya.
Braak!
"Caibing!" teriak Wonwoo saat ia merasakan benturan, ia sangat khawatir pada istrinya itu. Di lihatnya kap depan mobil sudah ringsek dan mengeluarkan asap.
Caibing menunduk ketakutan, dia gemetar hebat, sampai di tidak bisa bergerak, Wonwoo yang melihat itu sangat panik, dia melepas sabuk pengamanya dan melepas sabuk pengaman milik Caibing.
"kau baik-baik saja? kau tidak apa-apa?"
Caibing gemetar,
"a-aku tidak bisa .. aku tidak bergerak.." lirih Caibing.Wonwoo panik, dia mencoba mendobrak pintunya dan membuka pintu kanan milik Caibing, namun pintu itu tak bisa di buka.
Wonwoo kembali ke dalam mobil dan mengambil alat pemadam api dari bagasi,
"Caibing! menunduk!" Wonwoo berusaha menghancurkan jendela mobil.
Kepulan asap semakin tebal dari depan mobil, dan itu membuat Caibing semakin ketakutan.
Beberapa mobil berhenti dan membantu Wonwoo mengeluarkan Caibing.
"tolong hati-hati tuan.. istriku hamil 8 bulan.." ucap Wonwoo pada seseorang yang membantunya.
Wonwoo berusaha mengeluarkan tanpa melukai Caibing.. dan itu berhasil, setelah beberapa saat Caibing keluar benar saja.. mobil itu terbakar.
Wonwoo membawa Caibing ke rumah sakit terdekat.
"tuan, sepertinya ketubanya pecah lebih awal.. sepertinya bayi nya akan lahir," ucapa suster itulah yang membuat Wonwoo memasuki ruang bersalin, dia memegang tangan Caibing dengan erat, begitu pun Caibing yang menggenggam tangan Wonwoo sangat erat.
"Caibing.. kau pasti bisa.. kau kuat yeobo.." Wonwoo sebenarnya tidak tega melihat Caibing kesakitan..
"Wonwoo-ya.. hiks.." beberapa kali Caibing menyebut nama Wonwoo dan berusaha untuk melahirkan secara normal dengan mendadak seperti ini.. mereka semua tidak menduganya.
Tangisan bayi yang terdengar membuat Wonwoo bisa bernafas dengan lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Acak"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing